Ruang Publik Dan Gerakan Mahasiswa Pasca Reformasi

Perjalanan gerakan mahasiswa di Kota Malang pasca reformasi 1998 mengalami perbedaan dengan orde sebelumnya. Berbagai metode gerakan, tipologi, isu dan tempat berkumpul mahasiswa menciptakan wacana di ruang – ruang publik terkait perubahan sosial. Penelitian ini mengkaji bagaimana perkembangan produksi ruang di Kota Malang pasca reformasi. Kota Malang memiliki nilai historis dari segi pergerakan mahasiswa pada dekade 90-an, walaupun penelitian terkait gerakan mahasiswa di Kota Malang masih sangat minim untuk dilakukan. Jenis penelitian ini adalah studi eksplorasi yang memiliki tujuan untuk mengawali studi tentang ruang publik dan gerakan mahasiswa di Kota Malang pasca Reformasi dalam kajian ilmu komunikasi. Penelitian ini menggunakan metode wawancara mendalam, observasi, diskusi terfokus, dan dokumentasi. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analasis produksi ruang Henry Lefebvre yang digunakan untuk melihat perkembangan produksi wacana dalam ruang – ruang di Kota Malang yang meliputi aspek fisik, pola komunikasi, ruang hidup, metode gerakan, dan persepsi ruang. Hasil penelitian menunjukkan hubungan antara ruang publik dan gerakan mahasiswa di Kota Malang. Dalam konteks ruang publik, aspek fisik ruang yang dipilih oleh gerakan mahasiswa ialah warung kopi, sekretariat, gazebo, dan masjid. Pemilihan ruang tersebut didasarkan pada isu yang terjadi sepanjang reformasi yang terjadi dalam 4 fase isu, isu nasional, isu lokal, isu kampus, dan kemunculan isu spesifik seperti isu kerakyatan, seni sastra filsafat. Proses komunikasi dalam ruang dipilih melalui komunikasi non-formal dan formal serta kenyamanan ruang dan alasan penggunaan yang berbeda setiap gerakan, namun memiliki kecendrungan yakni pusat gerakan di seputar Jl. Bandung – Suhat – Merjosari – Tirto – Landungsari. Sementara dalam konteks gerakan mahasiswa ada 4 tipologi gerakan mahasiswa yakni ekstra kampus yang masuk ke intra kampus, kemunculan komunitas dan aliansi gerakan, serta menguatnya organisasi daerah. Sementara gerakan mahasiswa berbasis aktor dan lokasi spesifik. Dalam konteks hubungan antara ruang publik dan gerakan mahasiswa, reformasi memberikan dampak perubahan di Kota Malang. Ruang publik dan dinamika gerakan dipengaruhi oleh beberapa indikator seperti peran aktor dalam ruang publik, pilihan tempat yang berbeda antar gerakan mahasiswa intra dan ekstra, pola komunikasi dalam ruang, relasi antar gerakan mahasiswa, dan sejarah gerakan mahasiswa itu sendiri