Gerak Pers Mahasiswa Pasca Reformasi (Studi Eksplorasi pada Pers Mahasiswa di Kota Malang)

Perjalanan pers mahasiswa setelah Reformasi pada 1998 mengalami perbedaan dengan Orde sebelumnya. Pers mahasiswa berorientasi kembali, memikirkan ulang bagaimana memetakan diri dari segi karakter medianya, memanfaatkan peran di lingkup eksternal, serta mempertahankan diri dari segala bentuk tekanan. Penelitian ini mengkaji bagaimana pers mahasiswa di Kota Malang berkembang setelah momen Reformasi. Kota Malang memiliki nilai historis dari segi pergerakan pers mahasiswa pada dekade 90-an dengan ditandai lahirnya PPMI (Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia) di Universitas Brawijaya. Jenis penelitian ini adalah studi eksplorasi yang memiliki tujuan untuk mengawali studi tentang pers mahasiswa di Kota Malang pasca Reformasi dalam kajian ilmu komunikasi. Penelitian ini menggunakan metode wawancara mendalam; observasi; dan dokumentasi. Analisis tematik majalah pers mahasiswa di Kota Malang mulai 1999- 2013 dibutuhkan untuk melihat isu dominan yang dibahas dalam media pers mahasiswa, khususnya majalah. Hasil penelitian menunjukkan, media pers mahasiswa di Kota Malang fokus pada keilmuan masing-masing di fakultas, sedangkan pers mahasiswa di tingkat universitas lebih heterogen dalam memandang isu. Kampus menjadi sumber dana utama bagi pers mahasiswa di Kota Malang hingga saat ini, karena usaha untuk mencari iklan atau menjual media masih mengalami berbagai kendala, salah satunya referensi masa lampau. Pers mahasiswa di Kota Malang setelah Reformasi cenderung menjauhkan diri dari politik dan Organisasi Mahasiswa Ekstra Kampus (OMEK) demi independensi. Lambat laun, pergantian generasi mempengaruhi pengambilan keputusan, pers mahasiswa tetap berelasi dengan OMEK asalkan tetap menjaga batas. Kompleksitas internal pers mahasiswa di Kota Malang mulai dari permasalahan militansi anggota; paradigma instan; menurunnya budaya baca anggota yang menyebabkan konten tulisan tidak mendalam; missing link penyebab regenerasi yang selalu mulai dari nol setiap tahunnya; dan pengaruh kuat dari alumni. Mayoritas pers mahasiswa di Kota Malang juga kurang mengabdikan perannya dalam lingkup sosial yang lebih luas dan lebih sibuk dalam urusan internal masing-masing. Pers mahasiswa dilihat sebagai organisasi media ditempatkan sebagai agen, sedangkan struktur adalah aturan-aturan dan sumber daya yang digunakan untuk mempertahankan organisasi. Agen dan struktur adalah dua sisi mata koin yang tidak bisa dipisahkan yang kemudian disebut sebagai dualitas. Dualitas dalam pers mahasiswa terlihat pada keterkaitan antara pengaruh alumni dan kebijakan organisasi pers mahasiswa saat ini. Giddens mengenalkan reflektivitas, rasionalitas, dan motivasi untuk memberi ruang kepada agen dalam memonitor tindakan-tindakan mereka. Relasi eksternal pers mahasiswa dengan ekonomi, politik, dan sosial, dibaca dengan gagasan McQuail (2005) yang sering berbentuk negosiasi dan pertukaran aktif, terkadang menimbulkan konflik, latent serta actual (riil). Melalui konsep Shoemaker & Reese (1996), relasi eksternal tersebut dalam beberapa kondisi juga memengaruhi kebijakan redaksi