Karakteristik Ikan Lele (Clarias sp.) yang Terinfeksi Bakteri Aeromonas hydrophila Sebagai Pedoman Pemilihan Ikan Segar

Permintaan akan kebutuhan ikan lele mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Hal ini menyebabkan produksi ikan lele juga mengalami peningkatan. Budidaya ikan lele merupakan salah satu budidaya yang mengalami kendala masalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Aeromonas hydrophila. Masalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri sering menjadi faktor penyebab pada menurunnya produksi budidaya ikan lele. Salah satu penyakit yang disebabkan oleh bakteri Aeromonas hydrophila yaitu penyakit MAS (Motile Aeromonas Septicemia) yang merupakan penyakit serius yang dapat menyerang semua jenis ikan air tawar didaerah tropis. Bakteri ini merupakan patogen, baik pada manusia atau hewan khususnya ikan. Pada penelitian ini dilakukan penginfeksian bakteri Aromonas. hydrophila pada ikan lele (Clarias sp.) secara artifisial selama pemeliharaan tujuh hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penginfeksian bakteri Aeromonas hydrophila pada ikan lele (Clarias sp.) secara artifisial selama pemeliharaan tujuh hari terhadap sifat fisik (SEM dan Histologi), morfologi dan organoleptik. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2018 – Maret 2019. Dilaksanakan di Laboratorium Hidrobiologi Divisi Sumberdaya Ikan, Laboratorium Budidaya Ikan Divisi Reproduksi Ikan dan Laboratorium Keamanan Hasil Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya, Malang. Pengujian SEM dilakukan di Laboratorium Sentral Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya Malang dan Histologi di Laboratorium Patologi Anotomi Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya Malang. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif untuk mengetahui pengaruh penginfeksian bakteri Aeromonas hydrophila pada ikan lele (Clarias sp.) selama pemeliharaan tujuh hari terhadap sifat fisik (SEM dan Histologi), morfologi dan organoleptik serta TPC. Pada penelitian ini diperoleh hasil pengamatan morfologi pada ikan lele (Clarias sp.) yang terinfeksi bakteri Aeromonas hydrophila mengalami gejala klinis membengkaknya isi perut berwarna hitam (usus) pada hari ke 5 - 7, luka pada hari ke 2 dikulit disertai warna pucat dan haemmorrhagic pada hari ke 6 dan 7, pada daging hari ke 7 kondisi daging terendah. Hasil organoleptik lendir, tekstur dan bau tiap hari megalami penurunan namun masih sesuai standart ikan segar minimal 7, organoleptik pada daging hari ke 1 - 6 sesuai standart ikan segar sedangkan pada hari ke 7 dibawah standart ikan segar. Jumlah bakteri yang terdapat dalam air dan daging pada media NA selama tujuh hari pemeliharaan menunjukkan hasil yang tidak sesuai standart yaitu 5,0 x 105 koloni/gram, sedangkan pada media selektif RS medium diperoleh hasil bahwa Aeromonas hydrophila tidak terdapat pada kontrol baik air dan daging dan pada perlakuan diperoleh hasil yang tidak sesuai dengan standart yaitu 5,0 x 105 koloni/gram pada setiap harinya. Pada pengamatan SEM (Scanning Electron Microscope) dengan perbesaran 250X mulai terjadi kerusakan pada jaringan otot pada hari ke 5 – 7 yang ditandai dengan adanya keretakan. Pada pengamatan histologi dengan perbesaran 40μm menunjukan penurunan tiap harinya yang ditandai dengan perenggangan pada nekrosa otot. Sebaiknya untuk konsumen agar lebih teliti dalam membeli produk perikanan khususnya ikan lele segar. Dengan cara melihat ciri-ciri .pada ikan yang terinfeksi bakteri Aeromonas hydrophila serta melakukan pengolahan yang tepat