Pengaruh Pemberian Ekstrak Biji Pinang (Areca catechu) Terhadap Kelulushidupan Ikan Lele Dumbo (Clarias sp.) yang Terinfeksi Aeromonas hydrophila

Sistem budidaya perikanan air tawar dewasa ini telah mencapai tahap intensifikasi, sehingga sistem tersebut tidak lepas dari resiko biologis terutama gangguan hama dan penyakit ikan. Penyakit bisa disebabkan oleh virus, bakteri maupun mikroorganisme oleh bakteri berbahaya. Penyakit yang sering menyerang lele dumbo adalah penyakit yang disebabkan bakteri Aeromonas hydrophila. Pengobatan dengan zat kimia atau antibiotik sangat beresiko karena dapat menimbulkan resistensi terhadap bakteri, memerlukan biaya cukup mahal serta dapat mencemari lingkungan. Untuk itu perlu dilakukan perbaikan penggunaan antibiotik dalam melawan infeksi bakteri patogen pada organisme budidaya. Salah satu cara yaitu dengan menguji kemampuan biji pinang dalam menghasilkan senyawa arekolin. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dosis ekstrak biji pinang yang berbeda terhadap tingkat kelulushidupan, prevalensi dan gejala klinis ikan lele dumbo yang terinfeksi bakteri A. hydrophila. Penelitian ini dilaksanakan pada 25 Oktober – 2 November 2013 di Laboratorium Parasit dan Penyakit Ikan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya, Malang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu eksperimen, sedangkan rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL). Penelitian ini terdiri dari tiga perlakuan ditambah dengan dua kontrol dan masing-masing diulang tiga kali. Sebagai perlakuan yaitu dosis ekstrak biji pinang yaitu, A = konsentrasi 1 ppt, B = konsentrasi 3 ppt, C = konsentrasi 5 ppt, dan K(-) = diinjeksi PBS, K(+) = diinfeksi bakteri tanpa pemberian ekstrak biji pinang. Parameter utama pada penelitian ini adalah menghitung kelulushidupan (SR), prevalensi dan gejala klinis ikan lele serta pH, suhu dan DO sebagai parameter penunjang. Hasil penelitian menunjukkan pengaruh pemberian obat ekstrak biji pinang menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata terhadap prevalensi ikan lele dumbo dengan persentase prevalensi ikan lele dumbo tertinggi yaitu pada perlakuan A (1 ppt) sebesar 73,33% dan B (3 ppt) sebesar 46,67%, sedangkan untuk perlakuan C (5 ppt) sebesar 13,33%. Berdasarkan analisis polynomial orthogonal, hubungan antara dosis ekstrak biji pinang dengan prevalensi ikan lele dumbo berbentuk linear dengan persamaan y = 89,44 – 15,00x, dengan R2 =0.87. Hasil penelitian menunjukkan pengaruh pemberian obat ekstrak biji pinang menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata terhadap kelulushidupan ikan lele dumbo dengan persentase kelulushidupan ikan lele dumbo tertinggi yaitu pada perlakuan C (5 ppt) sebesar 93,33% diikuti oleh perlakuan B (3 ppt) sebesar 66,67% dan A (1 ppt) sebesar 60%. Berdasarkan analisis polynomial orthogonal, hubungan antara dosis ekstrak biji pinang dengan kelulushidupan ikan lele dumbo berbentuk linear dengan persamaan y = 48,33 + 8,33x, dengan R2 = 0,69. Pengamatan gejala klinis ikan lele dumbo dilihat dari tingkat kesembuhan ikan setelah dilakukan pengobatan sampai akhir penelitian. Pada perlakuan K(+) tubuh ikan masih terdapat luka dan ikan mengalami kematian, perlakuan A (1 ppt) ikan mengalami kesembuhan pada hari ke-7, perlakuan B (3 ppt) ikan mengalami kesembuhan pada hari ke-3, pada perlakuan C (5 ppt) ikan mengalami kesembuhan pada hari ke-3, sedangkan untuk perlakuan K(-) (diinjeksi PBS) ikan tidak menunjukkan gejala klinis sampai akhir pemeliharaan. Parameter penunjang yang diamati yaitu parameter kualitas air selama pemeliharaan yang meliputi suhu, pH dan oksigen terlarut. Nilai suhu selama pemeliharaan berkisar antara 24,4 – 27,50C. Nilai pH berkisar pada 7,87 – 8,5 sedangkan nilai oksigen terlarut berkisar pada 3,53 – 7,4 mg/l. Kualitas air selama pemeliharaan tersebut, layak untuk kehidupan ikan lele dumbo (Clarias sp.