Pengaruh Penambahan Konsentrasi Garam Berbeda Terhadap Deteksi Mikroba Daging Ikan Lele (Clarias sp.) yang Terinfeksi Secara Artifisial Aeromonas hydrophila

Ikan lele (Clarias sp.) merupakan salah satu hasil perikanan budidaya yang menempati urutan teratas dalam jumlah produksi yang dihasilkan. Dagingnya yang lezat dan gurih sangat digemari oleh semua kalangan masyarakat bawah, tengah , maupun kalangan atas. Ikan lele (Clarias sp.) mempunyai komposisi gizi meliputi kandungan protein (17,7%), lemak (4,8%), mineral (1,2%), dan air (76%). Meningkatnya produksi ikan lele (Clarias sp.) seringkali mengalami resiko terserang penyakit. Penyakit yang biasa menyeraang ikan lele (Clarias sp.) adalah penyakit MAS (Motile aeromonad septicemia) yang disebabkan oleh infeksi bakteri Aeromonas hydrophila. Aeromonas hydrophila sangat dikenal sebaga bakteri oportunis karena biasanya menimbulkan masalah pada saat ikan mengalami stress. Ikan yang terserang bakteri Aeromonas hydrophila biasanya juga akan sangat mudah terserang bakteri patogen lainnya seperti Salmonella, Vibrio cholera, dan Pseudomonas. Gejala yang terlihat pada ikan yang terserang bakteri ini umumnya terdapat homoragik pada kulit, insang, rongga kulit, dan borok pada kulit. Penyebaran bakteri Aeromonas hydrophila dapat terjadi lewat kontak langsung dengan air, badan yang luka, ataupun saluran pencernaan. Ada beberapa upaya untuk menhambat aktivitas Aeromonas hydrophila salah satunya dengan perlakuan penambahan garam dengan kondisi asam sitrat, asetat, dan malat yang mampu menurunkan pH serta menghambat pertumbuhan bakteri serta dikontrol dengan suhu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perlakuan konsentrasi garam, dengan kondisi jenis asam dan suhu berbeda terhadap deteksi mikroba daging ikan lele (Clarias sp.) yang terinfeksi Aeromonas hydrophila. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Hasil Perikanan Laboratorium Divisi Keamanan Hasil Perikanan Gedung Pascasarjana lantai 1, Laboratorium Divisi Budidaya Ikan Divisi Penyakit dan Kesehatan Ikan Gedung D lantai 1 Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Pada Bulan Maret-Juni 2018. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen. Desain penelitian ini menggunakan Rancangan Bujur Sangkar Latin (RBSL) dengan 3 kali ulangan. Parameter uji pada penelitian ini adalah Uji Total Plate Count, Kadar garam, dan Deteksi mikroba keamanan pangan. Data hasil penelitian dianalisis menggunakan ANOVA (Analysis of Variance) untuk mengetahui pengaruh perlakuan terhadap respon parameter yang dilakukan dengan uji F pada taraf 5% dan jika didapat hasil yang berbeda nyata maka dilanjutkan dengan uji lanjut Tukey pada taraf 5%. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan kesimpulan adanya pengaruh penambahan konsentrasi garam 10% dengan kondisi asam dan dikontrol dengan suhu menunjukkan hasil yang negative atau berpengaruh terhadap uji TPC, Salmonella, V. cholerae, Pseudomonas. Pada uji Coliform dan E.coli perlakuan garam dengan kondisi asam dan suhu berbeda tidak berpengaruh karena masih jauh dari batas maksimum standart keamanan pangan terhadap bakteri patogen pada ikan segar. Sehingga tidak aman untuk dikonsumsi oleh manusia. Saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini adalah perlu dilakukan pengolahan daging ikan segar dengan perlakuan garam dengan kondisi asam dan dikontrol dengan suhu yang lebih optimal bagi penghambatan mikroorganisme