Pengaruh Ekstrak Metanol Kacang Tunggak Terhadap Ekspresi Osteoprotegerine Tulang Dan Kadar Interleukin-6 Serum Rattus Norvegicus Model Menopause

Menopause disebabkan berhentinya fungsi ovarium yang ditandai dengan amenorea. Pada menopause terjadi penurunan estrogen yang menimbulkan gejala ketidaknyamanan, yaitu hot flushes, berkeringat di malam hari, gangguan tidur, jantung berdebar, kekeringan vagina, peningkatan risiko osteoporosis dan berat badan yang secara signifikan mempengaruhi kualitas hidup. Usia harapan hidup di Indonesia yang semakin meningkat menyebabkan pola distribusi penyakit bergeser dari penyakit infeksi menjadi penyakit degeneratif, salah satunya adalah osteoporosis. Prevalensi osteoporosis di Indonesia sudah mencapai 19,7%. Berdasarkan hasil analisis data risiko osteoporosis oleh Puslitbang Gizi Depkes bekerja sama dengan Fonterra Brand Indonesia yang dipublikasikan tahun 2006 menyatakan bahwa 2 dari 5 orang Indonesia memiliki risiko osteoporosis. Menurut WHO, akibat osteoporosis diperkirakan angka kejadian patah tulang panggul akan meningkat sampai tiga kali lipat pada pertengahan abad yang akan datang. Salah satu tanaman yang mengandung fitoestrogen isoflavon adalah kacang tunggak (vigna unguiculata) yang memiliki struktur mirip dengan estrogen, isoflavon juga berfungsi sebagai antioksidan dan antiinflamasi yang memiliki kemampuan menimbulkan efek estrogenik dan atau antiestrogenik karena mempunyai struktur yang mirip dengan hormon manusia. Penelitian ini bertujuan membuktikan pengaruh ekstrak metanol kacang tunggak terhadap ekspresi OPG tulang dan kadar IL-6 serum tulang rattus norvegicus model menopause. Jenis metode penelitian yang akan digunakan adalah randomized posttest only control design. Penelitian ini menggunakan hewan coba tikus betina (rattus norvegicus wistar). Replikasi berjumlah 30 ekor terbagi menjadi kelompok kontrol negatif (tikus sehat), kelompok kontrol positif (tikus dengan ovariektomi), kelompok perlakuan pemberian ekstrak kacang tunggak dosis 1.25 mg /kg BB /hari, 2.5 mg /kg BB /hari dan 5 mg /kg BB /hari selama 30 hari. Data dianalisis menggunakan uji Independent t-test dan Anova One Way, dan dilanjutkan dengan regresi linier sederhana dengan tingkat kepercayaan 0,05. Uji Independent t-test dilakukan pada kelompok kontrol dan didapatkan p-value sebesar 0.000 α, baik pada variabel osteoprotegerine maupun interleukin-6 yang berarti ada perbedaan bermakna antara kontrol positif dan kontrol negatif. Pada Anova One Way diperoleh p-value sebesar 0.000 α yang berarti ada perbedaan yang bermakna rerata ekspresi OPG dan interleukin-6 pada keempat kelompok sampel pengamatan. Hasil regresi pengaruh dosis ekstrak kacang tunggak terhadap ekspresi OPG dan dosis ekstrak kacang tunggak terhadap kadar IL-6 sangat bermakna secara statistik (pvalue= 0.000 ∝) pada tikus model menopause. Penelitian ini membuktikan bahwa ekstrak metanol kacang tunggak mampu meningkatkan ekspresi osteoprotegerine tulang dan kadar Interleukin-6 serum rattus norvegicus model menopause. Nilai rerata kadar IL-6 semakin menurun seiring dengan bertambahnya dosis yang diberikan. Sedangkan nilai rerata kadar IL-6 terlihat paling rendah pada kelompok perlakuan pemberian ekstrak kacang tunggak dosis 5 mg /kg BB /hari. Sedangkan pada osteoprotegerine tampak nilai rerata ekspresi OPG semakin meningkat seiring dengan bertambahnya dosis yang diberikan. Sedangkan nilai rerata ekspresi OPG terlihat paling tinggi pada kelompok perlakuan pemberian ekstrak kacang tunggak dosis 5 mg /kg BB /hari. Jadi, dosis yang paling efektif meningkatkan ekspresi osteoprotegerine dan menurunkan kadar interleukin-6 adalah pada dosis 5 mg /kg BB /hari