Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Biji Kakao (Theobroma cacao L.) Terhadap Jumlah Osteosit Tulang Alveolar Mandibula Tikus (Rattus Norvegicus) Pasca Ovariektomi.

Estrogen merupakan hormon yang terdapat dalam tubuh manusia, terutama pada wanita. Hormon estrogen ini sangat berperan penting dalam menjaga keseimbangan fisiologis tubuh manusia. Pada Wanita dengan kondisi menopause terjadi kekurangan estrogen (hipoestrogen) yang dapat berakibat post-menopausal osteoporosis yang dapat berakibat rapuhnya tulang, tak terkecuali tulang rahang. Rapuhnya tulang tersebut disebabkan oleh peningkatan jumlah osteoklas dalam tubuh dan apoptosis osteosit yang meningkatkan derajat resorbsi tulang. Biji kakao mengandung senyawa polifenol seperti flavonoid, katekin dan prosianidin. Senyawa-senyawa polifenol tersebut bekerja sebagai penghambat kenaikan sitokin proinflamatori dan penangkal stress oksidatif. Dengan adanya senyawa-senyawa polifenol ini diharapkan dapat menurunkan sitokin proinflamatori dan menurunkan radikal bebas pada saat keadaan menopause. Penelitian ini menggunakan study eksperimental dengan “Post Control Group Design”. Hewan coba 25 tikus betina dirandomisasi dalam 5 kelompok, yaitu: tikus normal (kontrol negatif), tikus diovarektomi 60 hari (kontrol positif), tikus diovariektomi 60 hari yang di beri ekstrak etanol biji kakao pada akhir 30 hari pertama (p1 = 125 ,p2 = 250, p3= 500 mg/kgBB) selama 30 hari. Pemeriksaan histologis digunakan untuk menghitung jumlah sel osteosit. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan terhadap kontrol positif, p2 dan p3 dibandingkan kontrol positif. Serta terdapat korelasi yang kuat dan signifikan antara pemberian ekstrak etanol biji kakao dan kenaikan jumlah osteosit (p< 0,05, dengan koefisien korelasi= 0,555) pada mandibula tikus pasca ovariektomi. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pemberian ekstrak etanol biji kakao dapat meningkatkan jumlah sel osteosit tulang alveolar mandibula tikus pasca ovariektom