Manajemen Risiko Rantai Pasok Komoditas Biji Kopi Robusta Menggunakan Metode Fuzzy Failure Mode And Effect Analysis (FMEA) dan Analytical Hierarchy Process (AHP) Pada PT Perkebunan Nusantara XII Bange

Perseroan Terbatas Perkebunan Nusantara (PTPN) XII (Persero) Bangelan, Kab. Malang yang merupakan salah satu industri nasional yang produk utamanya berupa biji kopi robusta. PTPN XII Bangelan selalu melaksanakan pengawasan dalam sebuah proses pada rantai pasok produk biji kopi robusta yang dimulai dari proses pemanenan, produksi, penyimpanan dan pengiriman untuk mencapai rantai pasok yang efektif dengan meminimalkan terjadinya sebuah risiko. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bobot tingkat risiko pada rantai pasok kopi robusta dan menentukan bobot kriteria untuk pemilihan strategi alternatif solusi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Fuzzy FMEA (Failure Mode and Effect Analysis) dan AHP (Analytical Hierarchy Process). Analisis data menggunakan metode Fuzzy FMEA dilakukan dengan menghitung tingkat risiko pada setiap atribut kuesioner. Analisis Fuzzy FMEA dengan cara menyebutkan Dimana risiko tertinggi yang terletak pada supplier yaitu risiko komoditas kopi robusta mengandung cemaran bahan kimia dengan nilai FRPN sebesar 6.45, kemudian pada manufaktur yaitu risiko komoditas mengalami keterlambatan atau penundaan pengolahan dengan nilai FRPN sebesar 7.44 dan pada distributor yaitu risiko komoditas mengalami perubahan jumlah permintaan dengan nilai FRPN sebesar 7.55. Hasil perhitungan nilai risiko tersebut berasal dari ix penilaian yang dilakukan terhadap 6 responden yang terdiri dari bagian 2 supplier, 2 manufaktur dan 2 distributor pada pihak PTPN XII Bangela. Kemudian dilakukan analisis dengan metode AHP dengan cara menyusun hierarki untuk menentukan strategi manajemen yang diharapkan. Analisis AHP dilakukan dengan menggunakan software Criterium Decision Plus. Dalam menentukan alternatif mitigasi risiko dilakukan melalui wawancara pada 1 responden yang memahami kondisi risiko rantai pasok pada perusahaan. Alternatif strategi yang digunakan pada supplier diantaranya penanganan bahan baku (0.498), memilih varietas kopi robusta yang tepat (0.367) dan melakukan pelatihan tenaga kerja (0.135). Pada manufaktur diantaranya perencanaan jadwal produksi (0.694), pengendalian persediaan bahan (0.279) dan penambahan mesin dan peralatan produksi (0.072). Pada distributor diantaranya perbaikan akses informasi dan komunikasi (0.551), menjalin kemitraan (0.382) dan menjaga kestabilan harga (0.066)