Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Temulawak (Curcuma Xanthorrhiza Roxb.) Pada Berbagai Dosis Pemberian Fosfor

Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) ialah tanaman famili Zingiberaceae asli Indonesia. Temulawak ialah satu dari lima komoditas yang memberi sumbangan produksi terbesar terhadap total produksi tanaman biofarmaka di Indonesia yang biasanya digunakan sebagai pemeliharaan dan peningkatan derajat kesehatan atau pengobatan berbagai jenis penyakit, zat pewarna makanan-minuman dan kosmetika. Produksi temulawak yang rendah dikarenakan budidaya yang tidak intensif. Satu dari berbagai faktor yang mempengaruhi budidaya tanaman temulawak ialah pemupukan. Fosfor dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas hasil rimpang tanaman temulawak. Tujuan dari penelitian ini ialah mengetahui pertumbuhan dan hasil rimpang tanaman temulawak dalam kuantitas maupun kualitas hingga umur 6 BST dengan berbagai dosis pemberian fosfor. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret – September 2011 di Tlogomas, Kecamatan Lowokwaru, Malang, Jawa Timur. Percobaan dirancang dengan menggunakan RAK (Rancangan Acak Kelompok) yang terdiri dari 7 perlakuan tingkat dosis P dengan 3 kali ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian berbagai dosis fosfor berbengaruh nyata pada komponen pertumbuhan dan hasil rimpang tanaman temulawak. Kuantitas hasil tanaman temulawak dicerminkan oleh bobot basah dan bobot kering rimpang dimana bobot basah dan bobot kering rimpang temulawak tersebut meningkat secara berurutan sebesar 52,33% dan 51,43% dari perlakuan tanpa pupuk P pada pemberian dosis pupuk fosfor 100 kg.ha-1. Kualitas hasil tanaman temulawak dicerminkan oleh total pati dalam rimpang. Pemberian dosis pupuk fosfor 100 kg.ha-1 meningkatkan total pati dalam rimpang tanaman temulawak sebesar 53,69% dari perlakuan tanpa pupuk fosfor. Dosis optimum pupuk P untuk mendapat-kan komponen hasil yang berupa bobot basah rimpang tanaman temulawak yang maksimum pada umur 6 BST adalah 180 kg.ha-1