Analisis Persiapan dan Pelaksanaan Pemeriksaan Pajak Pada PT. Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk.

Penerimaan pajak merupakan tulang punggung pendapatan negara Indonesia. Penerimaan negara melalui pajak menduduki 85,6% sebagai pengisi anggaran pendapatan negara tahun 2017. Per tahun 1984, Indonesia mengubah sistem pemotongan dan pemungutan pajaknya dari Official-Assessment System menjadi Self-Assessment System. Wajib Pajak diberi kebebasan untuk menghitung, memperhitungkan, membayar, dan melaporkan sendiri seluruh kewajiban perpajakan yang diembannya. Sistem baru ini membawa konsekuensi Wajib Pajak untuk memiliki kesadaran yang tinggi akan kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan. Padahal jika dikaji kembali, rasio kepatuhan wajib pajak di Indonesia masih berkisar pada angka 60%. Dampaknya, dibutuhkan adanya aktivitas oleh otoritas pajak untuk mengisi gap antara ekspektasi pemerintah akan penerimaan pajak dengan kepatuhan wajib pajak yang belum merata. Aktivitas ini dikenal dengan pemeriksaan pajak. Pemeriksaan pajak dilakukan untuk memastikan Self-Assessment System telah berjalan efektif dan efisien. Selain itu, melalui pemeriksaan pajak juga otoritas pajak dapat mencari temuan apabila ada wajib pajak yang belum menunaikan kewajiban perpajakannya secara patuh. Penulis melakukan praktik kerja lapangan pada PT. Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk. pada Divisi Tax Audit. Divisi ini yang bertanggungjawab menangani apabila otoritas pajak mengirimkan surat dan hendak melakukan pemeriksaan. Tujuan yang ingin dicapai ialah mempelajari pentingnya proses persiapan dan pelaksanaan pemeriksaan pajak dengan terjun langsung bekerja pada Divisi Tax Audit