Penerapan Pembelajaran Inklusif Di TK Laboratorium Pedagogia Kelompok A Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta

Penelitian bertujuan untuk untuk mengungkapkan: (a) keunggulan TK Pedagogia sebagai penyelenggara pembelajaran inklusif, (b) proses pembelajaran inklusif, dan (c) faktor pendukung dan penghambat pembelajaran inklusif di TK Laboratorium Pedagogia Kelompok A Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta. Penelitian merupakan penelitian kualitatif studi kasus. Data dikumpulkan melalui observasi partisipan, wawancara mendalam, dan analisis dokumen. Keabsahan data dilakukan dengan kredibilitas melalui triangulasi sumber dan metode, serta kebergantungan melalui audit trail. Analisis yang digunakan adalah analisis domain. Hasil penelitian menunjukan tiga temuan. Pertama, TK Laboratori Pedagogia memiliki keunggulan (1) memiliki SK penyelenggara inklusif dan visi misi inklusif, (2) memiliki layanan konsultasi dan support group untuk orang tua dan memiliki layanan terapi untuk anak, (3) memiliki alur pendaftaran yang sistematis tahapannya untuk ABK dan reguler, (4) pemetaan kelompok belajar memperhatikan kenyamanan anak dalam belajar dan (5) keikutsertaan program pelatihan pembelajaran inklusif, studi banding, kerjasama dengan rumah sakit dan klinik terapi, dan koordinasi tim. Kedua, pembelajaran menggunakan kurikulum 2013 yang disesuaikan dengan hambatan anak. Penyesuaian dilakukan dalam proses pembelajaran untuk ABK tak bershadow. ABK bershadow mendapat materi yang sudah dikurangi dan dipermudah, dalam prosesnya anak mendapat bantuan dan pijakan dari shadow, serta penilaian berupa catatan laporan harian. Semua ABK mendapat program pembelajaran individu ketika pull out berupa terapi dan stimulasi. ABK bershadow memiliki target yang disusun oleh konselor bersama shadow. Ketiga, faktor pendukung berasal dari adanya dukungan masyarakat dan orang tua, seluruh masyarakat sekolah dan orang tua satu visi dan misi dalam pembelajaran inklusi, kesiapan guru dalam pembelajaran dengan menyiapkan materi sebelum mengajar, alat terapi dan ruang terapi. Faktor yang menghambat kesulitan mencari shadow dan terapis, pull out tergantung pada konselor, keterbatasan sarana dan prasarana terutama pada aksesbilitas, hambatan tiap anak beda membutuhkan penyesuaian yang berbeda, kurang dukungan pemerintah serta dana yang terbatas