PENGARUH VARIASI SAMPAH BASAH DAN SABUT KELAPA DARI PASAR TUMPANG MALANG DALAM PEMBUATAN KOMPOS DENGAN PENAMBAHAN BIOAKTIVATOR

Pasar Tumpang menghasilkan timbulan sampah basah yang besar perharinya, yaitu sebesar 36 kg/hari, jenis sampah terbesar yang dihasilkan ialah sampah sayuran. Sabut buah kelapa juga termasuk jenis sampah terbesar, dengan berat 1 kg/hari. Hingga saat ini belum dilakukannya pengolahan sampah basah yang ada di pasar Tumpang. Tujuan penelitian adalah menganalisis perbandingan kualitas variasi bahan kompos dan perbandingan pengaruh MOL nasi basi terhadap pembuatan kompos. Penelitian dilakukan dalam skala laboratorium terhadap proses pengomposan. Metode pengomposan yang digunakan adalah metode aerobik drum. Variasi yang digunakan adalah variasi bahan kompos yaitu sampah basah dan sampah basah dengan penambahan sabut kelapa dengan bantuan bioaktivator. Proses pengomposan berlangsung selama 30 hari dengan mengamati indikator kualitas kompos berdasarkan parameter suhu, pH, kadar air, C-organik, N-organik, dan rasio C/N dan kecepatan terjadinya kompos. Uji statistik pada penelitian ini menggunakan One Way ANOVA. Hasil analisis menunjukan bahwa tinjauan variasi kompos SBM suhu 29˚C, pH 7, kadar air sebesar 3%, C-organik sebesar 17,10%, N-organik 2,46%, dan rasio C/N 7,24. Variasi kompos SBSK suhu 29˚C, pH 7, kadar air sebesar 4%, C-organik sebesar 36,64%, N-organik sebesar 1,92%, dan rasio C/N sebesar 19,86. Variasi kompos SBSKM suhu 29˚C, pH 7, kadar air sebesar 6%, C-Organik sebesar 39,28%, N-Organik sebesar 2,19%, dan rasio C/N sebesar 18,02. Uji statistik didapatkan nilai hipotesis pada kadar air, C-Organik, dan rasio C/N 0,05