Analisis kisah Nabi Yunus as dalam al-Qur’an dengan pendekatan hermeneutika Fazlur Rahman (metode double movement)

Penafisran terhadap Al-Qur’ansudah ada sejak zaman Rasulullah SAW. Sampai pada saat ini yakni zaman kontemporer, perkembangan tafsir semakin pesat. Banyak pemikir-pemikir Islam yang telah lahir di zaman modern seperti sekarang ini, Fazlur Rahman merupakan salah satu dari pemikir-pemikir tersebut, beliau menyuguhkan sebuah metode penafsiran yang disebut dengan metode Double Movement (teori gerakan ganda). Oleh sebab itu, penulis merasa tertarik dengan metode yang disuguhkan oleh Fazlur Rahman tersebut untuk meneliti mengenai ayat-ayat yang menjelaskan tentang kisah Nabi Yunus AS menggunakan metode Double Movement yang dapat mengaplikasikan makna-makna dan ideal moralnya pada kehidupan zaman sekarang. Sejatinya tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana proses penafsiran mengenai ayat-ayat yang menjelaskan tentang kisah Nabi Yunus AS dengan menggunakan metode Double Movement dan menemukan nilai ideal moralnya yang bisa diaplikasikan pada kehidupan masa kini. Penelitian ini menggunakan sebuah metode yang data-datanya tersaji berupa verbal bukan berupa angka. Metode tersebut diinamakan metode kualitatif. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan studi pustaka (Library Research) dan bersifat deskriptif-analisis. Dalam proses penafsiran menggunakan metode Double Movement ini ada bebeapa tahapan yang harus dilakukan. Pertama, harus memahami konteks sosio-historis yang akan menghasilkan ideal moral mengenai ayat-ayat yang menjelaskan tentang kisah Nabi Yunus AS. Kedua, nilai ideal moral tersebut dituangkan pada masa sekarang dan dijadikan sebuah petunjuk bagi kehidupan manusia di masa kini. Hasil dari penelitian ini telah ditemukan beberapa nilai ideal moral pada ayat-ayat yang menjelaskan tentang kisah Nabi Yunus AS yakni: kesabaran, optimis akan pertolongan Allah, patuh, pengorbanan dan bertaubat atas kesalahan yang dilakukan. Lima nilai ideal moral tersebut merupakan sebuah modal bagi setiap manusia agar bisa keluar dari keterpurukan yang menimpa sebagaimana yang dialami oleh Nabi Yunus AS ketika berada dalam perut ikan paus. bebas dari keterpurukan akan melahirkan pribadi yang lebih kuat, kokoh dan Allah anuegarhkan kenikmatan berupa kebahagiaan dalam hidup sebagaimana kembalinya nabi Yunus setelah menghadapi keterpurukan, lalu kembali kepada kaumnya yang sudah beriman dan menjadi tambah banyak, kemudian Allah anugerahkan kenikmatan kepada beliau dan kaumnya sampai akhir hayat. Pada akhirnya wujud dari nilai ideal moral itu adalah bisa meminimalisir adanya tindak bunuh diri, stress berkepanjangan yang berujung depresi dan mengurangi jumlah angka perceraian dalam rumah tangga