Respons Masyarakat Muslim terhadap Kebijakan AS dalam War on Terror di Era Pemerintahan George W. Bush (2001-2008)

Buku ini mengkaji pola respons masyarakat Muslim terhadap kebijakan Amerika Serikat (AS) dalam War on Terror. Kampanye Perang melawan Terror (War on Terror Campaign) yang dicanangkan AS sebagai reaksi terhadap peristiwa tragedy terorisme terbesar yang pernah melanda negara adidaya tersebut. Efek kampanye ini merubah lanskap relasi global dan menempatkan Islam serta ummat Islam sebagai 'tersangka' dalam pengadilan terbuka' opini dunia. Masyarakat Muslim mengalami periode terburuk dalam interaksinya dengan Barat, terutama AS di periode ini. Dalam studi ini, respon masyarakat Muslim disusun secara kronologis berdasarkan critical junctures atau peristiwa-peristiwa penting yang merupakan faktor katalis (penyebab) bagi munculnya vasiasi-variasi respon baru. Rangkaian peristiwa tersebut dimulai dengan terjadinya peristiwa terror 11 September 2001 hingga kampanye War on Terror di masa kepresidenan AS di bawah George W. Bush yang meliputi serangan AS di Afghanistan, invasi AS ke Irak dan, dan kampanye War on Terror di bidang diplomatic dan finansial. Latar belakang kondisi relasi AS dan Islam sebelum War on Terror pun dibahas demi mendapatkan pemahaman yang komprehensif. Respon Muslim dari wilayah pusat konflik (epicentrum), tanggapan mereka yang tinggal jauh dari medan perang melawan terror, dan suara dari komunitas Muslim minoritas di negara-negara Barat kemudian 'dibedah' dengan menggunakan 'pisau' analisis wacana politis (Political Discourse Analysis) dan analisis politik kontekstual (Contextual Political Analysis). Hasil kajian ini menemukan bahwa pola respon masyarakat Muslim terhadap War on Terror pimpinan AS sejak 2001 mempunyai bentuk yang dinamis dan mengalir (fluid). Dinamikanya cenderung pasang surut dan bemetamorfosis seiring stimulus dari kebijakan yang diimplementasikan oleh AS. Alur respon ini linear dengan teori strukturalisme masyarakat Muslim yang dikemukakan oleh Dale F. Eickelman dan James Piscatori serta Mustafa Al Sayyid dan Mohammed Ayoob. Temuan ini sekaligus mematahkan kesimpulan banyak studi yang mengikuti model Islam monolitik versi Bernard Lewis atau teori Clash-nya Samuel F. Huntington, dan juga pengikut simplifikasi perspektif konflik versi Johann Galtung dan Global Left-nya Susan Buck-Morss