Prasasti Tulang Er 198 Sanjaya

The inscription is a source of written history which provides a lot of information about the structure of the bureaucracy, economy, topography, settlement and also about the problems of ancient Indonesian society and their activities. Based on the data collected, hundreds of inscriptions use the Caka year and only four inscriptions use the Sanjaya year. One of the inscriptions has Sanjaya year, namely the Tulang Er 198 Sanjaya inscription. The inscription which is now kept at the National Museum has not been discussed much. Basically, this inscription does not change the theory or reconstruction of existing history. However, the existence of this inscription can in fact complement existing historical writing. The Sanjaya year, is no longer only a complement to the dates that have been used in Indonesia, but is also evidence that during the reign of Balitung-Daksha there was a conflict within the palace in order to fight for the royal throne. This paper also contains a transcription of the Tulang Er 198 Sanjaya inscription.Prasasti merupakan sumber sejarah tertulis yang banyak memberikan keterangan mengenai struktur birokrasi, perekonomian, keadaan topografi, pemukiman dan juga mengenai masalah masyarakat lndonesia Kuno beserta aktivitasnya. Berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan, ratusan prasasti menggunakan tarikh Caka dan baru empat buah prasasti yang menggunakan Tarikh Sanjaya. Salah satu prasasti bertarikh Sanjaya, yaitu prasasti Tulang Er 198 Sanjaya. Prasasti yang sekarang disimpan di Museum Nasional ini belum banyak dibicarakan. Prasasti ini pada dasarnya tidak mengubah teori maupun rekonstruksi sejarah yang sudah ada. Akan tetapi keberadaan prasasti ini pada kenyataannya dapat melengkapi penulisan sejarah yang sudah ada. Tarikh Sanjaya, tidak lagi hanya sebagai pelengkap tarikh yang pernah digunakan di Indonesia, tetapi juga merupakan bukti bahwa pada masa pemerintahan Balitung-Daksa pernah terjadi konflik di kalangan istana dalam rangka memperebutkan takhta kerajaan. Tulisan ini juga memuat transkripsi prasasti Tulang Er 198 Sanjaya