Kajian karakteristik edible film tapioka dan gelatin dengan perlakuan penambahan sorbitol

Saat ini penggunaan plastik sebagai pengemas bahan pangan makanan sangat banyak digunakan di Indonesia. Kelemahan dari pengemas plastik adalah tidak dapat terdegradasi secara alami sehingga dikembangkan bahan pengemas alternatif yang biodegradable dan edible. Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan edible film ini adalah tapioka karena transparansi yang baik dan resisten terhadap lemak dan gelatin untuk memperkuat struktur film yang dihasilkan. Edible film berbahan campuran tapioka dan gelatin kurang fleksibel sehingga perlu ditambahkan plasticizer berupa sorbitol untuk meningkatkan fleksibilitas film. Penelitian ini menggunakan metode analisa data dalam bentuk model matematis yang terdiri dari 1 (satu) faktor yaitu faktor penambahan konsentrasi sorbitol, yang terdiri dari tujuh level perlakuan yaitu 0%, 0,5%, 1%, 1,5%, 2%, 2,5%, dan 3%. Pengulangan dilakukan sebanyak 3 (tiga) kali sehingga ada 21 unit percobaan. Parameter yang akan diujikan adalah kuat tarik, persen pemanjangan, kadar air, Water Activity (Aw), warna dan organoleptik (aroma, rasa dan warna). Data yang diperoleh dari masing-masing pengujian akan dianalisa dengan mencari model matematis menggunakan analisa regresi. Perlakuan penambahan sorbitol mempengaruhi kuat tarik, persen pemanjangan, kadar air, Aw dan rasa. Kadar air edible film berkisar 10,49%-13,45%. Water activity edible film berkisar 0,542-0,592. Kuat tarik edible film berkisar 106,11 kg/cm2–417,96 kg/cm2. Persen pemanjangan edible film berkisar 0,77%-26,82%. Warna edible film memiliki kisaran nilai L antara 35,2-35,5; nilai a* antara -0,3 - -0,2; nilai b* antara -0,8 - -0,7; nilai C antara 0,7-0,8; dan nilai °h antara 244,6-254,7. Nilai organoleptik aroma edible film berkisar 2,31-2,56. Nilai organoleptik rasa edible film berkisar 4,55-5,20. Nilai organoleptik warna edible film berkisar 4,51-4,79