Analisis Kualitas Kompos Sampah Sayuran Dengan Variasi Penambahan Kotoran Sapi Dan Dedak

Jumlah penduduk yang terus bertambah mendorong meningkatnya kebutuhan pangan, seperti sayuran. Kebutuhan sayuran yang terus meningkat menyebabkan muncul banyak pasar tradisional dan terjadi penumpukan sampah sampah sayuran yang menyebabkan bau dan penyakit. Oleh karena itu, dilakukan pengomposan sampah sayuran dengan menambahkan kotoran sapi dan dedak. Tujuan dari penelitian ini adalah membuat kompos berbahan sampah sayuran dengan menambahkan kotoran sapi dan dedak dan mempelajari proses pengomposan serta kualitas kompos. Rancangan Percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan yaitu sampah sayuran tanpa tambahan, sampah sayuran dengan penambahan dedak 10%, sampah sayuran dengan penambahan kotoran sapi 10%, serta sampah sayuran dengan penambahan kotoran sapi 5% dan dedak 5%. Masing-masing perlakuan diulang sebanyak 3 kali, sehingga terdapat 12 sampel dan pengomposan masing-masing perlakuan dilakukan dalam kotak sterofoam dengan volume 15,81cm3dengan berat bahan kompos masing-masing 2,5kg. Pada dasar sterofoam diberi kawat ram dengan sisi miring sebesar 21cm, sudut kemiringan sebesar 26° dan pengomposan dilakukan selama 21 hari. Kompos yang dihasilkan pada hari ke-21 menunjukkan warna kehitaman menyerupai tanah. Suhu kompos tertinggi selama 21 hari pengomposan terdapat pada hari Ke-2 pengomposan pada perlakuan P4 dan pH tertinggi sebesar 8 terdapat pada perlakuan P4 di hari ke-13 pengomposan Perlakuan P1 memiliki kandungan nitrogen total, Kalium dan Nitrat paling tinggi diantara perlakuan lainnya, yaitu sebesar 2,97%, 3,00% dan nitrat sebesar 0,70%, namun C/N rasio dari P1 yang sebesar 8 tidak memenuhi standart SNI yang berkisar antara 10-20. Kandungan Fosfor dalam P2 lebihix tinggi dari perlakuan lainnya, yaitu sebesar 1,06% dan perlakuan P3 memiliki kandungan nitrogen dan kalium yang cukup tinggi yaitu sebesar 2,32% dan 2,95%. Pada perlakuan P4 memiliki kandungan C-organik dan C/N rasio tertinggi diantara perlakuan lainnya, yaitu sebesar 29,15% dan 16