Does Fiscal Decentralization Affect Human Development in Indonesia?

Studi ini berfokus pada analisis dampak desentralisasi fiskal pada pembangunan manusia, terutama di sektor pendidikan dan kesehatan, di wilayah Jawa Barat, Indonesia menggunakan kumpulan data panel kabupaten dan kota dalam administrasi Provinsi Jawa Barat selama 2001-2006. Meskipun pemerintah daerah memiliki lebih banyak wewenang untuk mengumpulkan pendapatan dari komunitas mereka, kabupaten dan kota Jawa Barat tidak memiliki kapasitas fiskal dan sangat tergantung pada bantuan keuangan pemerintah pusat. Di sisi lain, struktur anggaran kabupaten dan kota Jawa Barat didominasi oleh pengeluaran operasional seperti untuk gaji karyawan pemerintah yang mengonsumsi sekitar 38% dari total anggaran, sehingga alokasi untuk program pengembangan khususnya untuk kesehatan sangat terbatas, berkisar antara IDR 1,105 dan IDR 256.144 per kapita. Dalam hal layanan pendidikan, anggarannya cukup tinggi - antara IDR 15.994 dan IDR 369.849 - karena persyaratan hukum sistem pendidikan nasional 2003. Melalui model regresi, kami menemukan bahwa desentralisasi fiskal memiliki dampak positif pada kinerja pendidikan yang ditunjukkan dengan meningkatkan tingkat pendaftaran SMP dan SMA (NERMP dan NERSMA) serta pada pencapaian kesehatan yang ditunjukkan dengan mengurangi angka kematian bayi (IMR), Meskipun perlu waktu untuk mengamati hasil, satu hingga tiga tahun setelah mengimplementasikan kebijakan terkait