Tingkah laku kelamin sapi pejantan PO (Peranakan Ongole) pada bobot badan yang berbeda

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan membandingkan bobot badan pejantan terhadap tingkah laku seksual Sapi PO. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada khalayak umum bahwa bobot badan dapat dijadikan sebagai satu kriteria untuk menseleksi ternak Sapi PO sebagai calon pejantan unggul khususnya dalam bidang reproduksi. Materi yang digunakan penelitian ini 13 ekor Sapi PO dikelompokkan menjadi tiga kelompok berdasarkan bobot badan 388,54 kg, 388,54–453,76 kg, dan >453,76 kg. Metode yang digunakan adalah metode observasi dengan mengamati tingkah laku seksual meliputi: pemerikasaan kualitatif (ereksi, daya jepit dan daya dorong) dan pemeriksaan kuantitatif (libido, false mounting dan waktu ejakulasi). Data hasil penelitian ini dianalisa menggunakan analisis RAK (Rancangan Acak Kelompok) dengan membandingkan tiga kelompok bobot badan. Apabila terdapat perbedaaan nyata, maka dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT). Hasil penelitian ini menunjukkan persentase ereksi paling tinggi ditunjukkan oleh kelompok bobot badan 388,54-453,76 kg sebesar 68,75%, persentase daya jepit paling tinggi ditunjukkan oleh kelompok bobot badan 388,54-453,76 kg sebesar 62,50% dan persentase daya dorong paling tinggi ditunjukkan oleh kelompok bobot badan 388,54-453,76 kg sebesar 68,75%. Pada penilaian secara kuantitatif bobot badan tidak berpengaruh terhadap terhadap libido, false mounting dan waktu ejakulasi. Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian ini berdasarkan analisis data adalah tingkah laku seksual yang paling baik dari ketiga kelompok ditunjukkan oleh Pejantan Sapi PO yang mempunyai bobot badan 388,54-453,76 kg, sehingga pemilihan Pejantan Sapi PO untuk dijadikan sebagai pejantan bobot badan 388,54-453,76 kg