Pencabutan gigi insisivus rahang bawah merupakan salah satu cara yang digunakan untuk mendapatkan ruang pada perawatan ortodontik. Seleksi kasus yang ketat harus dilakukan sebelum menentukan pencabutan gigi tersebut, agar mendapatkan hasil perawatan yang baik. Artikel ini memaparkan hasil perawatan menggunakan alat cekat teknik Begg pada kasus maloklusi Angle klas I disertai dengan spacing anterior rahang atas dan pencabutan satu gigi insisivus sentralis rahang bawah, serta frenektomi frenulum labialis superior pada seorang wanita berumur 47 tahun yang datang dengan diagnosa kasus maloklusi Angle klas I, skeletal klas I disertai protrusif bimaksiler, bidental protrusif, spacing anterior rahang atas, crowding anterior rahang bawah dan bebera...
Latar Belakang: Bentuk lengkung gigi merupakan salah satu faktor penting dalam menentukan keberhasil...
Maloklusi kelas III skeletal pada umumnya memiliki hubungan rahang yang prognatik, yaitu mandibula t...
Relasi skeletal Kelas II terjadi terutama karena faktor keturunan serta kombinasi faktor lingkungan ...
Pencabutan gigi insisivus rahang bawah merupakan salah satu cara yang digunakan untuk mendapatkan ru...
Perawatan gigi berjejal biasanya membutuhkan pencabutan gigi untuk mendapatkan ruang yang akan digun...
Pertumbuhan dan perkembangan tulang rahang berhubungan dengan ketersediaan ruang untuk menampung gig...
Salah satu pertimbangan dalam menentukan alat ortodontik yang akan digunakan adalah biaya. Alat orto...
Impaksi palatal kaninus sering mengakibatkan keluhan secara estetis. Faktor genetik merupakan faktor...
Maloklusi klas III true skeletal merupakan kasus yang sulit dirawat dan mudah terjadi relaps. Peraw...
Maloklusi klas III true skeletal merupakan kasus yang sulit dirawat dan mudah terjadi relaps. Peraw...
Impaksi kaninus maksila sering dijumpai pada sisi palatal daripada labial. Agenesis adalah anomali p...
Gigi kaninus sangat penting untuk estetika dan fungsi mastikasi seseorang. Impaksi gigi adalah gagal...
Ektopik kaninus seringkali dijumpai dalam praktek bidang ortodontik. Sebagian orang yang merasa terg...
Gigitan terbuka merupakan maloklusi yang bercirikan tidak terdapatnya tutup menutup gigi rahang atas...
Impaksi gigi terjadi karena gigi gagal untuk erupsi secara sempurna pada posisinya akibat terhalang ...
Latar Belakang: Bentuk lengkung gigi merupakan salah satu faktor penting dalam menentukan keberhasil...
Maloklusi kelas III skeletal pada umumnya memiliki hubungan rahang yang prognatik, yaitu mandibula t...
Relasi skeletal Kelas II terjadi terutama karena faktor keturunan serta kombinasi faktor lingkungan ...
Pencabutan gigi insisivus rahang bawah merupakan salah satu cara yang digunakan untuk mendapatkan ru...
Perawatan gigi berjejal biasanya membutuhkan pencabutan gigi untuk mendapatkan ruang yang akan digun...
Pertumbuhan dan perkembangan tulang rahang berhubungan dengan ketersediaan ruang untuk menampung gig...
Salah satu pertimbangan dalam menentukan alat ortodontik yang akan digunakan adalah biaya. Alat orto...
Impaksi palatal kaninus sering mengakibatkan keluhan secara estetis. Faktor genetik merupakan faktor...
Maloklusi klas III true skeletal merupakan kasus yang sulit dirawat dan mudah terjadi relaps. Peraw...
Maloklusi klas III true skeletal merupakan kasus yang sulit dirawat dan mudah terjadi relaps. Peraw...
Impaksi kaninus maksila sering dijumpai pada sisi palatal daripada labial. Agenesis adalah anomali p...
Gigi kaninus sangat penting untuk estetika dan fungsi mastikasi seseorang. Impaksi gigi adalah gagal...
Ektopik kaninus seringkali dijumpai dalam praktek bidang ortodontik. Sebagian orang yang merasa terg...
Gigitan terbuka merupakan maloklusi yang bercirikan tidak terdapatnya tutup menutup gigi rahang atas...
Impaksi gigi terjadi karena gigi gagal untuk erupsi secara sempurna pada posisinya akibat terhalang ...
Latar Belakang: Bentuk lengkung gigi merupakan salah satu faktor penting dalam menentukan keberhasil...
Maloklusi kelas III skeletal pada umumnya memiliki hubungan rahang yang prognatik, yaitu mandibula t...
Relasi skeletal Kelas II terjadi terutama karena faktor keturunan serta kombinasi faktor lingkungan ...