The Epistemology Of Heart-Mind In The Spiritual Teachings Of Muhyiddin Ibn ‘Arabi

<div><p><strong>Abstrak :</strong> Ibn ‘Arabi menawarkan kerangka pikir yang unik dalam menjelaskan struktur ilmu. Epistemologinya bersandar pada prinsip kesatuan wujud, dan bahwa semua pengetahuan adalah berasal dari Wujud yang dimiliki oleh Wujud melalui penampakan Dirinya. Manusia merupakan cermin dari penampakan Diri tersebut, yang di dalamnya terdapat satu fakultas sebagai pusat pengalaman manusia, yaitu hati (qalb). Melalui interaksi dengan pikiran, refleksi dan imajinasi, Ibn ‘Arabi menawarkan model epistemologi yang kokoh yang menjelaskan kerja pikiran dalam menciptakan keyakinan terhadap Tuhan. Ia (The Real) hadir dalam tataran potensi tertinggi manusia, sebagaimana Ia hadir setiap saat dalam hati, pada kondisi yang disebut sebagai maqam yang tak bermaqam. Jika pendekatan post-modern sangat menekankan epistemologi yang memperkuat status multiplisitas ontologis mereka, ada paradigma yang berkembang yang mengusung visi kemanusiaan yang utuh melibatkan kesatuan tubuh, pikiran dan ruh. Epistemolgi Ibn ‘Arabi lah yang sanggup mewakili perkembangan ini dan merumuskan struktur yang abadi dan proses yang mencakup kecakapan manusia untuk sadar dan merasakan.</p><p><em>Kata kunci : Kehadiran, Hati, Kesatuan wujud</em></p><p> </p><p><strong>Abstract :</strong> Ibn ‘Arabi offers a unique framework for explaining the structures of knowledge. His epistemology is referenced within the Oneness of Being (wahdāt al-wujūd), and all knowledge is ultimately the knowledge that the Being has of Itself through Its own self-disclosure. The human form mirrors this self-disclosure, and within this form he situates the center of the human experience in the faculty of the heart (qalb). Through interactions with the faculties of mind, reflection and imagination, he provides a robust model for an epistemology that explains the workings of mind and the creation of the many beliefs about God. He intimates at the highest human potential which is the immediate perception of the Real as It appears to the heart in every moment, a condition of complete union known as the ‘Station of No Station’. The demands of post-modern thought insist on epistemologies that honor relativism by granting the multiplicity their ontological status. Additionally, the emergent paradigm suggested by integral studies suggests a holistic view of human development that builds on a vision of integrated body, mind and spirit. Ibn ‘Arabi’s epistemology is singularly capable of addressing these issues as he outlines the timeless structures and processes that comprise human sentience.</p><p><em>Keywords : Presence, Heart, Oneness of being</em></p>