Kritik terhadap Pendekatan Konseling Feminis Berbasis Islam dalam Konteks Komunikasi dan Dakwah

Feminism is known for the vision of fighting for equality for women; it is often seen as contradictory to the values ​​contained in religion. Counselling is a means of distribution by professionals to counselees with a feminist approach; it is something new and gets pros and cons responses. The purpose of this study is to provide criticism and contribution of ideas regarding feminist counselling and the Islamic religion, which is often claimed to be the carrier and has significantly contributed to women's shackles of the patriarchal system until now. This research will use the library study method; it will collect data through available sources both in the library and online media in the form of scientific articles. The result of the study showed there were Islamic religious values ​​that can be used as reference material when providing feminist counselling services, so that was not only referred to values ​​originating from the West, and Islam refutes feminist accusations.Feminisme dikenal dengan visinya yang memperjuangkan kesetaraan bagi kaum perempuan, sering dianggap kontradiktif dengan nilai-nilai yang terkandung dalam agama. Konseling sebagai salah satu sarana yang menjembatani bantuan oleh tenaga professional kepada konseli dengan pendekatan feminis, menjadi suatu hal yang baru dan mendapatkan respon yang pro dan kontra. Tujuan penelitian ini adalah memberikan kritik dan sumbangan pemikiran mengenai konseling feminis dan agama Islam yang kerap di klaim sebagai pembawa, dan yang memberikan sumbangsih cukup besar terhadap keterbelengguan perempuan akan sistem patriarki hingga saat ini. Penelitian ini menggunakan metode studi kepustakaan, dengan mengumpulkan data melalui sumber-sumber yang tersedia baik diperpustakaan maupun media online berupa artikel-artikel ilmiah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat nilai-nilai agama Islam yang dapat dijadikan bahan rujukan pada saat pemberian layanan konseling feminis agar tidak hanya mengacu pada nilai-nilai yang berasal dari barat dan Islam membantah tudingan-tudingan kaum feminis