Optimasi Air Baku dan Pola Tanam Daerah Irigasi Waduk Bagong dengan Menggunakan Program Linier

Sektor pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang perlu diperhatikan. Daerah Irigasi Waduk Bagong Kabupaten Trenggalek yang memiliki luas 792 Ha menjadi salah satu daerah yang berperan penting dalam produksi pangan. Dimana daerah hulunya mengalami perubahan menjadi waduk yang tentunya kan berpengaruh pada suplay air yang masuk pada daerah irigasi. Permasalahan tersebut berpengaruh terhadap pola tanam. Permasalahan pola tanam ini dapat berdampak pada ketersediaan pangan dan juga dapat berdampak pada kesejahteraan petani setempat. Mengingat permasalahan perubahan ketersediaan debit air pada musim hujan dan kemarau yang signifikan yang saat ini masih terjadi sehingga berdampak pada pola tanam, maka perlu dilakukan optimasi ulang pola tanam. Optimasi pola tanam dilakukan menggunakan data curah hujan dari tahun 2013-2022 dan klimatologi dari tahun 2013-2022 dengan objektif program linear software POM-QM for Windows 3 yang dipilih adalah kasus memaksimumkan. Optimasi dilakukan dengan dua fungsi tujuan yakni berdasarkan luas lahan tanam dan keuntungan pertanian. Direncanakan sebanyak dua belas alternatif pola tanam kemudian dipilih alternatif tanam dengan hasil yang paling optimum berdasarkan luas lahan dan keuntungan yang dihasilkan. Berdasarkan perhitungan optimasi pola tanam 1 - 6 skenario A dan B didapatkan dari hasil iterasi program bantu POM-QM for Windows 3 dapat diketahui bahwa pola tanam 1 – 6 skenario A dan B memiliki nilai intensitas tanam dalam 1 tahun sebesar 300% dan yang menghasilkan keuntungan paling tinggi adalah ketika semua wilayah sawah ditanami dengan padi (792 ha) yaitu pada pada pola tanam 1 skenario 1A, pola tanam 2 skenario 2A, pola tanam 4 skenario 4A, dan pola tanam 6 skenario 6A menjadi pola tanam optimum berdasar hasil optimasi keuntungan pertanian yang dapat digunakan pada DI Waduk Bagong dengan keuntungan pertanian yang dihasilkan adalah Rp. 46.550.000.000,00 ==================================================================================================================================== The food sector is a basic human need that needs attention. Bagong Reservoir Irrigation Area of Trenggalek Regency, which has an area of 792 Ha, is one of the areas that plays an important role in food production. Where the upstream area has changed into a reservoir which of course will affect the supply of water entering the irrigation area. These problems affect cropping patterns. This problem of cropping patterns can have an impact on food availability and can also have an impact on the welfare of local farmers. Considering the problem of significant changes in the availability of water discharge in the rainy and dry seasons that currently still occur so that they have an impact on cropping patterns, it is necessary to reoptimize the cropping pattern. Optimization of cropping patterns is carried out using rainfall data from 2013-2022 and climatology from 2013-2022 with the objective of the linear program POM-QM for Windows 3 software chosen is the maximizing case. Optimization was carried out with two objective functions, namely based on the area of planting land and agricultural profits. Twelve alternative cropping patterns were planned and then selected with the most optimum results based on land area and profits generated. Based on the optimization calculation of cropping patterns 1 - 6 scenarios A and B obtained from the iteration results of the POMQM for Windows 3 auxiliary program, it can be seen that cropping patterns 1 - 6 scenarios A and B have a value of cropping intensity in 1 year of 300% and that the highest profit is when all rice fields are planted with rice (792 ha), namely in cropping pattern 1 scenario 1A, cropping pattern 2 scenario 2A, cropping pattern 4 scenario 4A, and cropping pattern 6 scenario 6A to be the optimum cropping pattern based on the results of agricultural profit optimization that can be used in DI Bagong Reservoir with the resulting agricultural profit is Rp. 46,550,000,000.0