REVITALISASI TARI TOPENG KEMINDU YAYASAN SANGKOH PIATU TENGGARONG, KALIMANTAN TIMUR

Tari Topeng Kemindu, tari topeng tunggal yang diiringi dengan Gamelan Kutai (selendro) dan menjadi bagian dari upacara Kesultanan Kutai Kartanegara. Tari Topeng Kemindu sebagai media sarana upacara ritual keagamaan bertujuan untuk melindungi masyarakat dari bencana. Pada tahun 2005-2007, tarian ini sempat hilang keberadaannya dan kemudian direvitalisasi oleh Yayasan Sangkoh Piatu guna mempertahankan eksistensi kesenian yang pernah pudar. Tari klasik ini kemudian menambah fungsi sebagai seni hiburan yang berdampak pada pariwisata. Metode yang digunakan yaitu penelitian kualitatif dengan metode etnografi. Penelitian ini menjelaskan proses revitalisasi dan perubahan yang terjadi serta dampak bagi kelangsungan hidup tari Topeng Kemindu. Upaya menghidupkan kembali kesenian dalam penelitian ini menggunakan teori revitalisasi yang dikemukakan oleh Rahayu Supanggah. Bentuk pertunjukan hasil revitalisasi tari Topeng Kemindu dijabarkan menggunakan teori bentuk menurut Soedarsono. Penelitian ini mengungkapkan proses dan hasil revitalisasi oleh Yayasan Sangkoh Piatu di Kota Tenggarong, Kalimantan Timur. Adanya pemadatan gerak menjadikan tarian ini memiliki durasi pertunjukan yang tepat selama 7 menit. Pembaharuan tari Topeng Kemindu terlihat pada garis-garis gerak tubuh yang lebih tegas dan dinamis. Tari Topeng Kemindu saat ini lebih dikenal masyarakat dengan keberadaannya yang selalu hadir di setiap festival kesenian maupun upacara Kesultanan Kutai Kartanegara