Kesadaran Teologis masyarakat Cikadut dalam menghadapi Pandemi Covid-19

ENGLISH : Covid-19 is not only a deadly virus, more than that it has become a terrible panic virus for humans, especially for the Cikadut community, Jatihandap Village, which is close to the cemetery area. This reality underlies this research, especially to understand and discuss more broadly the Covid-19 problems faced by the community. the purpose of this study is to find out more about 1) How do the Cikadut people interpret the Covid-19 pandemic?; and 2) How is the theological awareness of the Cikadut community in dealing with Covid-19? This research is a field research, with a phenomenological approach, qualitative methods as data collection techniques (observations, interviews, documentation). The analytical knife used in this research is living theology. The findings in this study are first, the lack of understanding about the spread of the covid virus and the Cikadut community interprets this pandemic as a test as well as a warning to further increase faith in God. Second, theological awareness is reflected in the theological value aspect through an attitude of trustworthiness, solidarity, and spirit of life. INDONESIA : Covid-19 tidak hanya menjadi virus yang mematikan, lebih dari itu ia menjadi virus kepanikan yang mengerikan bagi manusia, khususnya pada masyarakat Cikadut Kelurahan Jatihandap yang menjadi dekat dengan area pemakaman. Realitas tersebut mendasari penelitian ini terutama untuk memahami dan membahas lebih luas permasalahan Covid-19 yang dihadapi masyarakat. tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui lebih jauh tentang 1) Bagaimana masyarakat Cikadut memaknai pandemi Covid-19?; dan 2) Bagaimana kesadaran teologis masyarakat Cikadut dalam menghadapi Covid-19?. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan, dengan pendekatan fenomenologi, metode kualitatif sebagai teknik pengumpulan data (observasi, wawancara, dokumentasi). Pisau analisis yang digunakan dalam penelitian ini ialah living teologi. Temuan dalam penelitian ini ialah pertama, kurangnya pemahaman mengenai penyebaran virus covid dam masyarakat cikadut memaknai pandemi ini sebagai ujian sekaligus teguran untuk lebih meningkatkan keiimanan pada Allah. Kedua, kesadaran teologis yang tercermin pada aspek theology value melalui sikap tawakal, solidaritas, dan spirit of life