Mutusake merupakan penggambaran fenomena putusnya ekor cicak yang masih dapat bergerak walaupun sudah terlepas dari badannya. Fenomena tersebut diinterpretasikan melalui sebuah karya karawitan bermedia gamelan Gender Wayang dan Selonding. Adapun permasalahan yang dibahas adalah bagaimana cara mengembangkan pola - pola gending Gender Wayang Cecek Megelut untuk membentuk pola yang baru. Karya ini menggunakan metode penciptaan yang dirancang oleh I Wayan Rai, S dengan enam tahapan yaitu modal pokok, kreatif, pemahaman budaya lokal, konsep, doa, dan proses mewujudkan karya seni. Hasil dan pembahasan, karya Mutusake terdiri dari empat bagian yaitu bagian pertama merupakan pengembangan dari gending Gender Wayang Cecek Megelut, bagian kedua pada k...