KONSISTENSI IBNU H}AJAR AL-'ASQALANI DALAM PENGGUNAAN ISTILAH MUTTAFAQ ‘ALAIH (Studi Kitab Hadis Bulugh al-Maram)

Terminologi Muttafaq „alaih dinilai memiliki tingkat otentisitas yang tertinggi. Masyarakat muslim meyakini bahwa hadis tersebut terdapat dalam dua kitab hadis paling shahih, yaitu Sahi Bukhari dan Sahih Muslim dengan redaksi yang sama. Mereka tidak membayangkan apabila ada hadis dengan status muttafaq „alaih yang ternyata tidak terdapat dalam dua kitab hadis tersebut. Skripsi ini membahas tentang pandangan serta kriteria-kriteria muttafaq „alaih yang ditawarkan oleh Ibnu H}ajar al-’Asqalani dalam kitab Bulugh al-Maram. Dilanjutkan meneliti konsisten atau tidaknya Ibnu H}ajar al-’Asqalani atas kriteria-kriteria yang beliau sebutkan dengan praktek penggunaannya. Dalam skripsi ini, peneliti melakukan penelitian pustaka dengan memakai pendekatan historis untuk merunut historisitas tradisi penggunaan istilah muttafaq „alaih mulai dari faktor pendorong sampai menjadi tradisi yang turun temurun muncul di kalangan ahli hadis. Serta memakai pendekatan filosofis untuk mengetahui aspek subtansi ungkapan-ungkapan Ibnu H}ajar al-’Asqalani dan melihat ada atau tidaknya inkonsistensi dalam pendapatnya terkait penggunaan istilah muttafaq „alaih. Hasil penelitian ini mengungkapkan pandangan hadis muttafaq „alaih menurut Ibnu H}ajar al-’Asqalani yaitu hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim, dan juga berasal dari satu sahabat yang sama. Pada praktek pengunaannya dalam kitab Bulugh al-Maram terdapat tiga hadis dari seratus hadis yang diteliti tidak sesuai dengan kriteria yang dinyatakan oleh Ibnu H}ajar al-’Asqalani yang mengarah pada bentuk ketidak konsistenan. Akan tetapi tampaknya ke-tidak konsistenan yang beliau lakukan ini merupakan sebuah kekeliruan/wahm yang tidak disengaja dalam pengutipan karena banyaknya hadis yang beliau hafal