Biografi Muhammad Ibn Abdul Wahab: studi tentang pengaruh dan gerakannya di Hijaz tahun 1703-1792

Saudi Arabia merupakan negara Jazirah Arabia yang memiliki kilasan sejarah unik. Dikatakan demikian, adalah karena terbentuknya negara ini, sepenuhnya berasaldari interaksi antar kelompok masyarakatnya, yakni pemuka kabilah dengan ulama. Kedua golongan ini pada perkembangannya saling bahu membahu untuk melebarkan pengaruh ke kabilah-kabilah tetangganya. Persekutuan ini kemudian lebih dikenal dengan nama Wahabi, yang merujuk pada sosok Muhammad bin Abdul Wahab, ulama yang mendampingi Muhammad bin Saud dalam melebarkan pengaruhnya. Menginjak abad 18, suhu perpolitikan Timur Tengah mengalami pergolakan yag dahsyat. Di Jazirah Arab sendiri, selain sebagian daerahnya merupakan bawahan Turki Usmani, bagian yang lain berada di bawah kepemimpinan Syarif Mekkah, sedangkan wilayah timur Arabia dikuasai oleh Bani Khalid. Ketiga kelompok ini bukan tidak munkin terlibat dalam perebutan pengaruh. Kendati model pemerintahan jazirah Arab saat itu masih mengadopsi kepemimpinan tradisional yakni berbasiskan keluarga, namun dalam prakteknya, tetap saja ada persekutuan dan tiga kelompok itu. Muhammad bin Abdul Wahab merupakan cerdik pandai yang tinggal di wilayah Uyaynah. Awalnya, amir Uyaynah, Usman bin Muammar, memberikan kesempatan lebih kepada Muhammad bin Abdul Wahab untuk memasyarakatkan ajarannya. Semuanya berjalan dengan baik, hingga pada waktunya Muhammad bin Abdul Wahab menunjukkan sikap fanatiknya dalam beragama yang dianggap amir Uyaynah telah melampaui wewenangnya pribadi sebagai sosok yang lebih berhak memutuskan hukuman atas rakyatnya. Akhir dari pertikaian itu menyebabkan Muhammad bin Abdul Wahab diusir dari kampungnya. Muhammad bin Abdul Wahab kemudian pergi ke Diriyah dan ia bertemu dengan Muhammad bin Saud. Muhammad bin Saud memberi perlindungan atasnya. Setelah lama bergaul, timbul kecocokan dan kesamaan visi di antara mereka, sehingga mereka pun berketetapan untuk membangun suatu kekuatan politik di Arabia. Cita-cita ini baru terlaksana ketika pada 1744, Muhammad bin Abdul Wahab dan Muhammad bin Saud semakin kuat terikat, ketika Muhammad bin Saud ditetapkan sebagai amir dan Muhammad bin Abdul Wahab sebagai Syeikhul Islam. Tanpa menunggu waktu lama, Muhammad bin Abdul Wahab segera menyeru kepada penduduk Diriyah untuk mengikuti ajarannya, bagi mereka yang tidak mau mengikuti pengajiannya maka akan dikenakan hukuman. Gerakan politik religius ini kemudian mulai melebarkan sayap ke wilayah Jazirah Arabia lainnya. Jalan perang dipercaya sebagai jalan terbaik untuk menegakkan kekuasaan gerakan yang kemudian dikenal dengan nama wahabi ini. Mereka menundukkan suku-suku yang lemah lalu terhadap suku yang kuat diberlakukan kebijakan non-agresi. Gerakan Wahabi inilah yang kemudian ikut membentuk kerajaan Arab Saudi