PENGEMBANGAN USAHA TANI HORTIKULTURA BERDASARKAN SISTEM BASIS DATA KOMODITAS

Saat ini tanaman hortikultura banyak dijadikan pilihan komoditas petani berlahan sempit karena mempunyai umur tanaman yang pendek, harga jual yang cukup baik walaupun resiko kegagalannya relatif lebih tinggi clibanding tanaman tradisional seperti padi, jagung, tebu, dan palawija. Pola intensifikasi umumnya juga melibatkan penggunaan modal yang cukup besar, sehingga kegagalan harus ditekan sedemikian hingga. Pasar internasional dan lokal terhadap produk hortikultura yang terus meningkat dan beragam mendorong budidaya tanaman hortikultura dewasa ini lebih menarik. Untuk menjadikan agribisnis hortikultura sebagai bisnis yang menjanjikan pengelolaan sektor ini harus dilakukan secara modern sejalan dengan perkembangan dunia teknologi. Mula mula upaya intensifikasi harus difokuskan pada pengoptimalan lahan dengan strategi pemilihan komoditas tanaman hortikultura. Kajian dari faktor produktifias tanaman hortikultura perlu dilakukan karena umumnya komoditas ini mampu memberikan hasil produksi yang lebih baik dibanding yang lain. Dengan mengaitkan masalah optimasi (berdasar pola pilihan komoditas) dengan penyusunan indek produktivitas tanaman hortikultura, diharapkan dapat ditemukan alternatif pemecahan bagi sektor pertanian untuk selanjutnya mengadopsi teknologi terkini untuk pengembangan selanjutnya. Jika tidak, kita tidak bisa mengejar ketinggalan selama ini, mengingat kita mempunyai sumber daya untuk sektor ini. Dukungan informasi yang relevan, akurat serta cepat dan mudah untuk mendapatkannya sangat dibutuhkan dalam mewujudkan hal tersebut di atas. Oleh karena itu diperlukan suatu usaha untuk mengembangkan sistem informasi pertanian tanaman hortikultura. Dengan adanya sistem informasi akan sangat membantu para pelaku di bidang agribisnis hortikultura dalam mendapatkan informasi yang sesuai dengan kebutuhannya masing masing. Penelitian mengambil objek usahatani tanaman hortikultura. Penelitian ini terkait dengan penelitian lapangan dan penelitian di laboratorium. Penelitian lapangan dilakukan dengan teknik wawancara langsung ke petani di tiga wilayah yaitu DIY, Jawa Tengah (Tawangmangu) dan Jawa Barat (kawasan Cipanas) untuk mendapatkan data data struktur biaya ongkos, hasil produksi, dan umur tanaman. Penelitian laboratorium mencakup penyusunan data base komoditi hortikultura. Perangkat keras sistem operasi Windows minimal dijalankan dengan menggunakan komputer berprosesor pentimum II dengan kebutuhan hardisk minimum 10 Gbyte. Disamping itu dibutuhkan juga data sekunder yang ada pada Statistik Tanaman Pangan, Struktur Ongkos Tanaman Padi dan Palawija. Metoda perancangan dan pengembangan sistem basis data hortikultura dilakukan dengan pendekatan berorientasi objek. Perancangan orientasi objek dilakukan dari analisis kebutuhan informasi hingga tahap implementasi sistem. Basis data komoditi hortikultura yang diintegrasikan sebagai satu kesatuan aplikasi yang utuh dengan penyusunan indek komposit tanaman akan memberikan output informasi strategi pola tanam yang sesuai dengan daerah pengembang. Hasil penelitian menghasilkan susunan basis data komoditi hortikultura yang dapat diimplementasikan hingga ke tingkat petani maupun penyuluh pertanian dalam rangka pengembangan usaha tani hortikultura. Aspek laporan informasi komoditi hortikultura merupakan bentuk integrasi data base yang didesain yang mencerminkan komoditi hortikultura atas komoditi hortikultura, agro ekologi komoditi hortikultura, budi daya komoditi, hama dan penyakit, penanganan pasca panen, teknologi produksi, statistik data produksi, statistik data ekspor, statistik data impor dan prioritas komoditi daerah pengembang. Berdasarkan hasil indek komposit tanaman hortikultura yang diimplementasikan di sumber daerah pengembang di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta menghasilkan prioritas tanaman hortikultura cai sin (sawi), selada, kobis, daun bawang, cabe merah keriting, wilayah Tawangmangu, Jawa Tengah menghasilkan prioritas tanaman hortikultura brocoli, selada, cabe merah besar, daun bawang, tomat dan daerah Cipanas Sukabumi, Jawa Barat menghasilkan prioritas tanaman hortikultura brocoli, bunga kol, selada, daun bawang, kentang. Berdasarkan hasil ini dengan bentuk basis data yang didesain, akan dengan mudah untuk dilakukan repetisi data dan selanjutnya diaplikasikan di daerah¬-daerah pengembang horlikultura