STUDI DESKRIPTIF NILAI-NILAI PLURALISME DALAM MATERI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH MENENGAH ATAS

Peneliti ini mencoba mengkaji pesan-pesan moral (nilai-nilai pluralisme) Al- Qur’an dan Al-Hadis yaitu tentang etika berhubungan dengan antar manusia dalam materi Pendidikan Agama Islam tingakat SMA, apakah telah terselenggara dengan baik. Hal ini mengingat krisis sosial yang marak terjadi di negri kita Indonesia. Sehingga terkesan bahwasannya kita adalah bangsa yang mayoritas muslim dan sejak lama di kenal sebagai bangsa yang ramah di dunia. Adapun alas an mengapa penelitian ini dilakukan pada tingkat SMA karna untuk menjaga focus kajian, selain itu karena masa-masa SMA adalah usia yang labil dan masa pencarian jati diri. Pluralisme adalah faham yang mengakui adanya keragaman, mencakup di dalamnya keragaman suku, ras, agama, bahasa, warna kulit, dan status sosial. Pluralisme lahir sebagai respon terhadap terjadinya konflik horizontal di tengah masyarakat. Pluralisme mencita-citakan lahir sebuah peradaban yang mengedepankan cinta dan kedamaian. Menyatukan segala perbedaan di tengah masyarakat menjadi sebuah kekuatan yang besar. Hal ini sejalan dengan subtansi dasar lahirnya agama islam di muka bumi. Islam adalah agama yang cita-citakan lahirnya peradaban masyarakat yang aman dan damai (baldatun, toyyibun, warobun ghofur). Yaitu masyarakat yang merdeka dari segala macam penindasan,pemaksaan. Yang ingin di capai dari penelitian ini, sebagai rumusan masalah adalah apa saja kandungan nilai-nilai pluralisme pada materi Pendidikan Agama Islam kurikulum 2013 tingkat SMA dan bagaimana membangun etika pluralisme pada siswa SMA melalui materi pemblajaran. Jenis penelitian ini adalah kajian pustaka (library research) yaitu termasuk dalam penelitian kualitatif. Kesimpulan akhir dari penelitian ini adalah pertama, kurikulum pendidikan sudah respon terhadap kondisi yang majemuk dalam agama akan tetapi tidak sepenuhnya. Pasalnya bahasan tentang pluralisme masih belum mencakup keseluruhan padal banyak dalil-dalil yang bersangkutan, dan posisi pembentukan mental spiritual anak didik tidak mendapat porsi yang cukup, akibatnya materi tentang pluralisme juga mendapat porsi yang sedikit, walau materi PAI mengandung nilai pluralisme agama namun belum tentu hal tersebut tersampaikan dengan baik, karna keberhasilan penanaman nilai pluralisme agama tergantung sepenuhnya kepada guru