Pendidikan Agama Berwawasan Pluralisme Menurut Nurcholish Madjid

Penelitian ini bertujuan untuk membantah teori yang menyatakan multikulturalisme akan membahayakan keyakinan peserta didik dan umat beragama, hal ini menjadi problem bagi umat Islam. Penelitian ini menggunakan analisis sosiologi struktural fungsional. Kumpulan pemikiran Nurcholish Madjid sebagai sumber primer. Karya ilmiah dengan tema pendidikan, pluralisme agama dan sejenisnya berupa buku, jurnal dan surat kabar cetak/elektronik sebagai sumber sekunder. Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya, Ahmad Sofyan Hadi dalam Jurnal Al - Ta?di>b , (2014) P r o b l e m M u l t i k u l t u r a li s m e d a l a m P e n d i d i k a n A g a m a I s l a m dan Fatonah Dzakie dalam Jurnal Al - Adya>n, (2014) Meluruskan P e m a h a m a n P l u r a li s m e d a n P l u r a li s m e A g a m a d i I n d o n e s i a . Nama pertama berkesimpulan, wacana multikutluralisme telah dimasuki pemahaman asing seperti pluralisme agama, relativisme kebenaran, humanisme sekuler. Yang dengannya akan membahayakan keyakinan peserta didik. Sementara itu, nama kedua berkesimpulan, adanya pemahaman pluralisme yang salah kaprah atau penggunaannya untuk tujuantujuan tertentu yang dirasakan menyimpang dari dasar ajaran dan mengganggu ketenteraman beragama. Tetapi, penelitian ini sependapat dengan kesimpulan Imam Sopingi dalam tesisnya, Pendidikan Agama Islam Berwawasan Pluralisme (2012) dan disertasi Arhanuddin Salim (2017), Pendidikan Agama Lintas Iman . Akhirnya, Hasil penelitian ini berkesimpulan bahwa kemajemukan adalah suatu keniscayaan dan tidak berlebihan jika disebut sunnatulla>h. Oleh karenanya, disarankan berlomba menjadi yang paling baik?melalui kesediaan berdialog yang mengutamakan prinsip kemanusiaan dan kesetaraan universal?agar tumbuh kesadaran inklusif dan kesediaan hidup bersama (baca: koeksistensi) serta mampu berkarya demi kelangsungan hidup umat manusi