Jauh berbeda dengan perspektif filosofis yang mengelaborasi agama dalam keluasan ontologisnya (dari yang organized hingga yang paling privat-personal), perspektif sosiologis tidak bisa memaknai agama hanya semata sebagai ?keyakinan metafisis, transenden atau spiritual? tanpa adanya pengejawantahan dan praksis dalam wilayah sosialnya. Sosiologi tidak mungkin bertutur apa pun tentang relevansi agama dalam kehidupan manusia jika tidak disertai dengan bukti-bukti empiris akan imbas atau ekses keyakinan agama itu. Walhasil, sekilas, sosiologi merupakan disiplin yang mereduksi keluasan semesta agama dan spiritual.Persoalannya kini adalah mungkinkah Tuhan sebagai ?rujukan spiritual manusia? senantiasa diuraikan dengan kacamata sosiologis? Atau, ek...