Policy Evaluation Of Restructuring Street Vendors In Surakarta City (Study Of Street Vendors In Monument Park Banjarsari And Street Vendors In Manahan Stadium)

pedagang kaki lima mewakili pelaku ekonomi di sektor informal ekonomi perkotaan aktivitas. Pertumbuhan perkotaan yang dramatis telah memicu urbanisasi dari pedesaan. Namun, itu hanya meningkatkan populasi kota, meskipun Pertumbuhan ekonomis atau sosial budaya di perkotaan menjadi berkembang dengan baik. Di dalam Beberapa kasus di kota-kota besar, kehadiran vendor jalanan dipertimbangkan mengganggu lalu lintas dan mengaburkan keindahan kota. Pemerintah dari Kota / kabupaten biasanya menghilangkan pedagang kaki lima ini dengan menyamarkan kegiatan ini di belakang alasan penataan. Namun, vendor jalanan dengan cepat muncul lagi setelah dihapus. Konflik kepentingan antara keindahan dan penataan berakhir kota di satu sisi, dan permintaan bertahan hidup di antara para pedagang di sisi lain, tampaknya tak ada habisnya. Penelitian sebelumnya (kertas final) oleh penulis berhak dengan `The Strategi penataan vendor jalanan melalui kepemimpinan persuasif Mendekati`. Namun, ini Penelitian sebelumnya hanya difokuskan pada satu lokasi, yang merupakan Monumen Banjarsari Taman, dan hanya ditekankan pada satu hal, yang merupakan bagaimana kepemimpinan persuasif dilakukan oleh Walikota pada saat itu (Jokowi). Dalam penelitian ini (tesis), penulis berkonsentrasi pada 2 lokasi yang akan dianalisis untuk kebijakannya struktur vendor jalanan. Lokasi-lokasi ini adalah Taman Monumen Banjarsari dan Stadion Manahan. Penelitian ini berupaya untuk mengevaluasi apakah kebijakan penataan vendor di kota ini dikelola dengan baik mirip dengan itu selama kepemimpinan Jokowi atau bahkan lebih buruk. Ini penting karena Surakarta City telah menjadi kota model untuk penataan vendor jalanan. Ini Penelitian menggunakan tipe adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.data Sumber yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data oleh observasi, wawancara, dan dokumentasi. instrumen penelitian yang digunakan adalah peneliti sendiri, panduan wawancara, catatan lapangan. Metode analisis data termasuk pengurangan data, presentasi data, penarikan kesimpulan / verifikasi. Fokus penelitian ini meliputi: (1) Street Structuring Kebijakan Vendor dan proses relokasi PKL di Solo, A.Socialisasi Kebijakan Penataan Vendor Street di Solo, b. Implementasi Kebijakan Penataan Vendor jalanan di Solo, c. Kondisi vendor jalanan di Banjarsari, d. Pedagang kaki lima Kondisi di Stadion Manahan. (2) Faktor pendukung dan penghambat penataan Vendor Street, Faktor Pendukung dan Faktor penghambat (3) Evaluasi Kebijakan penataan vendor jalanan di Monument Park Banjarsari dan Stadion Manahan, Menurut Prof.. Otto Soemarwoto dalam Sutisna (2006) tiga langkah yang mencakup : Ekonomi Kesejahteraan Pro, Pro Lingkungan Berkelanjutan, dan Sosial Pro keadilan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: restrukturisasi Vendor Street di Taman Monumen Banjarsari dengan memindahkannya ke Pasar Notoharjo belum memenuhi standar pro-kesejahteraan yang diusulkan oleh Prof.Otto Sumarwoto. Dia mengatakannya karena 15% vendor jalanan di pasar Notoharjo mengakui kurangnya pembeli. Vendor jalanan ini tidak melakukan perdagangan sama sekali sehingga mereka tidak memiliki penghasilan. Kerugian dialami setiap hari. Sementara itu, vendor jalanan di Stadion Manahan telah memenuhi standar pro-kesejahteraan karena mereka tidak mengeluh semua. Penyediaan fasilitas tempat penampungan membuat aktivitas perdagangan di Manahan Stadion berjalan dengan baik. Pemerintah kota Surakarta saat ini harus belajar dari Pemerintah Kota Surakarta sebelumnya dengan mendengarkan semua keluhan vendor jalanan Untuk kelancaran dan ketertiban aktivitas perdagangan vendor jalanan. Bukan hanya mendengarkan, tetapi pemerintah kota Surakarta juga memberikan yang sesuai dan solusi terbaik untuk vendor jalanan sehingga vendor jalanan merasa nyaman Jual dan penghasilan mereka lebih baik dari sebelumnya