Diversitas Cacing Tanah Pada Agroforestri Kopi Robusta (Coffea robusta) Oleh Pengaruh Tanaman Penaung Sebagai Indikator Kesuburan Tanah

Kadar air merupakan salah satu kebutuhan utama dalam pertumbuhan dan perkembangan suatu tanaman, karena kadar air akan mempengaruhi kelembaban tanah. Tanaman kopi merupakan tanaman yang memerlukan tanaman penaung, selain untuk membantu proses pembungaan juga untuk mengatur kelembaban tanah. Selain itu produksi dari tanaman kopi lambat laun akan berpengaruh bila kelembaban tanah tidak dijaga dengan baik. Kelembaban tanah berhubungan dengan kualitas tanah yang akan mempengaruhi aktifitas, diversitas dan populasi makrofauna tanah seperti cacing tanah. Hal tersebut merupakan indikator keberlanjutan kualitas tanah dalam arti sempit dan keberlanjutan produksi dalam arti luas. Setiap lahan akan didiami cacing tanah, tetapi spesiesnya berbeda-beda dari satu tempat ke tempat yang lain. Perubahan dari perlakuan manajemen tanah dan tanaman penaung akan mengakibatkan perubahn aktivitas dalam tanah sebagai suatu habitat hidup cacing tanah. Selain itu perubahan dari populasi tanaman penaung akan memengaruhi seresah yang ada di permukaan tanah. Seresah yang ada di permukaan tanah merupakan sumber makanan bagi cacing tanah. Metode analisis diversitas cacing tanah menggunakan metode handsorting. Pelaksanaan penelitian dilaksanakan dengan cara pengambilan cacing tanah dan sampel tanah pada setiap blok lahan kopi robusta yang memiliki perbedaan tanaman penaung lamtoro dan Moghania Macrophylla. Metode penelitian ini menggunakan 4 perlakuan, setiap perlakuan diambil 5 titik pengamatan setiap titik pengamatan dengan kedalaman 60 cm. Cacing yang sudah ditemukan dibersihkan lalu diidentifikasi tipe ekologinya berdasarkan klasifikasi yang ada. Selain itu cacing tanah juga diidentifikasi menurut fase umur yaitu cocon, juvenil, cacing muda, dan cacing dewasa. Hasil dari penelitian antara lain faktor lingkungan yang meliputi sifat fisik dan kimia tanah memengaruhi keberadaan cacing tanah, hal ini dilihat dari hasil ii analisis tanah bahwa semakin tinggi bahan organik yang ada maka semakin banyak pula cacing tanah yang ditemukan, begitu juga dengan suhu semakin mendekati suhu optimum 10 – 20 0C maka cacing tanah yang ditemukan semakin banyak. Populasi cacing tanah yang ditemukan paling banyak adalah pada lahan dengan tutupan kanopi rapat dan ketebalan seresah paling tinggi yaitu pada lahan TM (Tanaman Menghasilkan) dengan total 353 ekor/m2. Kerapatan tanaman dan ketebalan seresah memengaruhi populasi cacing tanah. Ada 4 spesies yang ditemukan pada sistem agroforestri kopi robusta meliputi, Pontoscolex corethurus, Methaphire javaica, Allophora caligonosa, Lumbricus rubellus. Keragaman cacing tanah yang paling tinggi adalah pada lahan TBM (Tanaman Belum Menghasilkan), yaitu terdapat keempat spesies tersebut, sehingga keragaman tanaman penaung juga memengaruhi keragaman cacing tanah. Cacing tanah spesies Methaphire javanica paling banyak ditemukan pada lahan dengan tutupan kanopi rapat dan ketebalan seresah paling tinggi yaitu 4 cm, karena spesies ini merupakan tipe epigeik yang memakan seresah, sedangkan spesies Pontoscolex corethurus paling banyak ditemukan pada lahan tanpa tanaman penaung, karena merupakan tipe endogeik yang dapat bertahan hidup diliang dengan memakan tanah