Aplikasi kompos enceng gondok [Eichornia crassipes] dan dosis kalium untuk meningkatkan kualitas tanaman jagung manis [Zea mays saccharata Sturt.]

Tanaman jagung manis ialah salah satu tanaman pangan yang sangat penting selain gandum dan padi, tanaman jagung sudah lama dikenal di Indonesia. Selain memiliki rasa yang lebih manis dan mempunyai umur tanaman yang relatif lebih singkat (genjah) daripada jagung biasa, jagung manis juga mempunyai nilai ekonomis yang cukup tinggi sehingga dapat meningkatkan pendapatan para petani. Akan tetapi, para petani belum dapat memamfaatkan secara maksimal sehingga produksi tanaman jagung manis masih rendah. Rendahnya produksi pertanian jagung manis karena adanya anggapan bahwa jagung manis hanya merupakan tanaman sampingan sehingga penggunaan varietas unggul, pengairan, pemupukan secara tepat serta pengendalian hama dan penyakit kurang mendapat perhatian. Negara Indonesia terletak di daerah tropis dan memiliki banyak keuntungan dalam memberikan kesempatan pada semua jenis tanaman untuk dapat tumbuh dengan baik, iklim yang sangat mendukung serta tenaga kerja yang murah. Tujuan dilaksanakannya penelitian ialah :1) Untuk memperoleh kombinasi pupuk Kalium dan enceng gondok yang dapat menghasilkan kualitas tanaman jagung manis. 2) Untuk mendapatkan dosis pupuk K yang optimum dalam upaya meningkatkan kualitas tanaman jagung manis. Hipotesis yang diajukan 1). Pemupukan K yang disertai penambahan kompos enceng gondok dapat meningkatkan kualitas tanaman jagung manis 2) Dosis pemupukan K pada tingkat tertentu akan ditentukan sebagai dosis optimum dalam peningkatan kualitas tanaman jagung manis.Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Universitas Brawijaya, Desa Jatikerto, Kabupaten Malang. Jenis tanah Alfisol dominasi lempung liat dengan ketinggian tempat 303 m dpl. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Juli - September 2007. Penelitian ini disusun menggunakan rancangan acak kelompok dengan 3 kali ulangan dan menggunakan 2 faktor. Faktor I : Perlakuan pemupukan Kalium (K) sebagai berikut : (K1) : 100 Kg KCl / ha, (K2) : 200 Kg KCl / ha, (K3) : 300 Kg KCl / ha, (K4) : 400 Kg Kalium / ha. Faktor II : Aplikasi pupuk organik dengan dosis sebagai berikut : (O0) : Tanpa pupuk organik (enceng gondok), (O1) : 3750 Kg / ha Kompos enceng gondok, (O2) : 5000 Kg / ha Kompos enceng gondok. Pengamatan pertumbuhan dilakukan sebanyak 4 kali yaitu pada 15 hst, 30 hst, 45 hst dan 60 hst. Sedangkan untuk parameter pengamatan hasil dilakukan dengan mengukur diameter, menimbang bobot berat tongkol berklobot dan tanpa klobot, serta menganalisis gula reduksi yang terdapat pada biji jagung manis. Data pengamatan yang diperoleh di analisis menggunakan analisis ragam (uji F) pada taraf 5 % untuk mengetahui pengaruh perlakuan.Apabila terdapat perbedaan yang nyata diantara perlakuan maka akan dilanjutkan dengan uji Duncan pada taraf nyata 5 %. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi kombinasi kompos enceng gondok dan dosis kalium yang diaplikasikan pada tanaman jagung manis tidak berpengaruh nyata terhadap kualitas tanaman jagung manis, akan tetapi kualitas tanaman jagung manis dipengaruhi oleh penambahan dosis kalium. Pada tanaman yang diberi pupuk kalium berpengaruh nyata terhadap jumlah daun 30 hst, bobot kering total tanaman 30 hst, panjang tongkol, diameter tongkol, bobot segar tongkol tanpa klobot, bobot segar tongkol berklobot, dan analisis gula reduksi pada berbagai hari pengamatan. Sedangkan pada pemberian kompos enceng gondok memberikan pengaruh yang nyata hanya pada parameter luas daun umur 45 hst dan indeks luas daun umur 45 hst. Dengan penambahan dosis kalium sebanyak 400 kg ha-1 dapat meningkatkan kualitas tanaman jagung manis, hasil yang didapatkan lebih baik daripada tanaman yang diberi dosis kalium sebanyak 100, 200 dan 300 kg ha-1. Kadar manis pada jagung manis semakin berkurang jika disimpan lebih lama