Penerapan Social Regulation Sebagai Bentuk Perlindungan Terhadap Industri Rokok Mentol Amerika Serikat Dalam Undang-Undang Family Smoking Prevention And Tobacco Control Act Tahun 2009-2013

Undang-undang Family Smoking Prevention and Tobacco Control Act tahun 2009 dibentuk untuk melindungi kesehatan anak-anak dibawah umur 18 tahun dari bahaya rokok. Salah satu peraturannya adalah pelarangan bagi jenis rokok yang mengandung perasa tertentu (flavored cigarette). Namun, pemerintah Amerika Serikat mengecualikan produk flavored cigarette produksi dalam negerinya yaitu rokok mentol tanpa disertai alasan yang jelas. Tindakan pengecualian tersebut menyebabkan peraturan pelarangan ini ditetapkan sebagai peraturan diskriminatif oleh WTO. Salah satu negara importir flavored cigarette, yaitu Indonesia (rokok kretek) melapor ke WTO karena menerapkan peraturan yang berbeda antara produk rokok impor dan rokok domestik. Oleh karena itu, WTO memutuskan pihak Amerika Serikat harus mengubah aturannya sesuai dengan prinsip perdagangan internasional WTO. Amerika Serikat tidak menjalankan keputusan WTO hingga berakhirnya batas waktu yang diberikan. Ketidakpatuhan tersebut menyebabkan pihak Indonesia mengalami kerugian finansial. Sedangkan pihak Amerika Serikat mendapatkan keuntungan karena produk rokok mentolnya mengalami peningkatan penjualan pasca aturan diberlakukan. Pembentukan peraturan dan tindakan pengecualian yang menguntungkan industri rokok domestik ini merupakan tindakan negara menggunakan social regulation. Dalam social regulation, negara membentuk suatu peraturan untuk tujuan sosial seperti melindungi kesehatan anak-anak. Namun, social regulation juga dapat mewujudkan tujuan ekonomi negara yaitu mempertahankan eksistensi industri rokok mentol dalam negeri Amerika Serikat. Metode penelitian yang dipakai dalam skripsi ini adalah deskriptif dimana penulis menjelaskan penerapan social regulation yang dilakukan oleh pemerintah Amerika Serika