Policy Implementation Of Revitalitation In Supporting The Management Market Of Traditional Market (Study at Market Office In District Sidoarjo)

Manusia, seperti yang dilihat dari sisi bersejarah, telah terbiasa dengan kegiatan perdagangan sebagai kebutuhan mereka, karena mereka telah mengakui peradaban. Dalam kegiatan perdagangan, keberadaan pasar adalah salah satu hal yang paling penting. Ini adalah tempat untuk mengakomodasi kegiatan seperti itu, sehingga pasar adalah salah satu indikator paling jelas dari kegiatan sosial ekonomi di wilayah tertentu. Seperti negara-negara lain, Bahasa Indonesia telah terbiasa dengan pasar, terutama pasar tradisional. Menurut Kamus Umum, `Pasar` berarti tempat di mana orang melakukan kegiatan perdagangan, sementara `tradisional` didefinisikan sebagai bagaimana orang bertindak dan berpikir sesuai dengan norma dan bea cukai yang ada selama beberapa generasi. Pasar tradisional tidak hanya berfungsi dan tempat pemasaran tetapi juga sebagai warisan budaya, sudah ada sejak berkeliaran. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif adalah jenis penelitian yang mencoba menggambarkan atau memberikan ikhtisar tentang fenomena tanpa mencari hubungan antara pengaruh dua variabel atau lebih. Teknik analisis data kualitatif oleh model spradley dalam seluruh proses penelitian terdiri dari: observasi deskriptif, analisis domain, pengamatan terfokus, analisis taksonomi, pengamatan terpilih, analisis komponen dan berakhir dengan analisis tema. Di Kabupaten Sidoarjo terkait dengan pengaturan Kabupaten telah ditetapkan dalam Kabupaten Peraturan Lokal Sidoarjo Nomor 6 Tahun 2009 tentang Rencana Spacial Kabupaten Sidoarjo Tahun 2009-2029. Ini juga telah menetapkan tentang pengaturan perencanaan area perdagangan dan layanan. Tingkat pertumbuhan ekonomi telah menjadi faktor utama. Pemerintah harus berani dalam membuat kebijakan untuk melindungi pasar tradisional, terutama di Sidoarjo. Jika tidak, maka revitalisasi pasar tradisional di Kedungrejo tidak akan efektif dan cenderung buang-buang uang. Dengan melindungi pasar tradisional, itu akan benar-benar meningkatkan pendapatan lokal (pad) karena kecepatan uang tidak ke mana-mana. Berbeda dengan pusat perbelanjaan dan toko modern yang omset uang harus dibayarkan kepada pemilik dan pemilik rata-rata adalah ibu kota (Jakarta). Ini juga mengarah pada kesenjangan besar kecepatan uang antara daerah ibukota dan daerah lain hampir dua kali karena rotasi uang yang tidak merata. Setiap wilayah harus melindungi pasar tradisional dengan menerbitkan peraturan baru agar pasar tradisional tidak hilang meskipun setiap wilayah memiliki karakter OTS sendiri. Setiap pemerintah daerah harus memiliki solusi yang berbeda untuk melindungi pasarnya karena pemerintah harus dengan jelas memahami potensi yang ada