PENGEMBANGAN SOCIAL PROBLEM SOLVING SKILLS MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SOSIODRAMA: Studi Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Kapetakan Tahun Ajaran 2017/2018

Penelitian dilatarbelakangi oleh pentingnya keterampilan social problem solving skills dalam pencapaian tugas perkembangan sosial siswa. Pemecahan masalah sosial atau social problem solving merupakan cara untuk menggambarkan sistem dan proses yang kita gunakan untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Sosiodrama merupakan metode atau teknik berbasis dan bertujuan untuk mengkatarsis konflik-konflik sosial yang secara umum terjadi dan berkembang di dalam interaksi kelompok yang bersifat pribadi maupun kelompok dengan bermain peran menggunakan teater (drama). Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan kuantitatif dengan metode penelitian kuasi eksperimen. Disain yang digunakan dalam penelitian ini adalah non-equivalent pre test-post test with control group design. Lokasi penelitian di SMP Negeri 2 Kapetakan. Partisipan penelitian adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Kapetakan tahun pelajaran 2017/2018. Instrument penelitian untuk mengukur social problem solving adalah SPSI-R (Long Version) atau Social Problem Solving Inventory-Revised Long Version yang dikembangkan oleh D’Zurilla dan Nezu pada tahun 2002. Hasil penelitian menunjukkan terjadi perubahan pada nilai mean person measure siswa setelah diberikan intervensi dengan program layanan bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama. Rekomendasi untuk guru BK adalah agar memberikan layanan responsif untuk siswa dengan keterampilan social problem solving yang masih rendah.;-- This study was initiated by the importance of social problem solving skills in achieving students’ social development. Social problem solving is also named as ‘problem solving in real life’, in which is a way to describe the system and process that we use to solve problems every day. Sociodrama is a method or technique based on and aimed to deliver social conflicts generally happened and developed in group interaction either personal or collective type with role playing using theater (drama). Quantitative approach with quasi experiment as research method. Non-equivalent pretest-posttest with control group design was used in this study. The participants in this study were students of 8th grade in State Junior High School 2 Kapetakan for academic year 2017/2018. The instrument used in this study was Social Problem Solving Inventory-Revised Long Version (SPSI-R) developed by D’Zurilla and Nezu in 2002. This study result showed that there is a change in students’ mean person measure score after given intervention through group guidance service program with sociodrama technique