Metode kritik hadis Ibn Abi Hatim Al Razi (240 H - 327 H) dan Ibn Hajar Al-‘Asqalani (773 H - 852 H): studi komparasi

Penelitian ini mengkaji metode kritik hadis dari dua tokoh ulama hadis yaitu Ibn Abi Hatim Al-Razi (240 H - 327 H) dan Ibn Hajar al-‘Asqalani. Ibn Abi Hatim al-Razi adalah salah satu ulama dalam bidang kritik hadis dengan karyanya kitab al-Jarh wa al-Ta’dil. Sedangkan Ibn Hajar al-‘Asqalani (773 H – 852 H) adalah seorang ulama yang selama hidup cukup banyak meneliti dan menulis kitab tentang studi kritik hadis. Salah satu karyanya adalah Lisan al-Mizan. Kapabilitas kedua tokoh beda masa tersebut dalam merumuskan permasalahan-permasalahan keotentikan hadis, terutama, di bidang kritik hadis menjadi rujukan ulama yang datang setelahnya. Namun, Bagaimana cara keduanya melakukan pembacaan hikayat-hikayat tentang kritik hadis dan melakukan analisis demi menjaga otentitas rantai periwayatan hadis nabi?. Berkaitan dengan masalah tersebut, diajukan tiga rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu: 1) Bagaimana metode ktitik hadis menurut Ibn Abi Hatim al-Razi ? 2) Bagaimana metode ktitik hadis menurut Ibn Hajar al-’Asqalani ? 3) Bagaimana persamaan dan perbedaan antara metode kritik menurut Ibn Abi Hatim al-Razi dan Ibn Hajar al-’Asqalani? Tujuan penelitian ini yaitu berusaha memperoleh data tentang metode ktitik hadis yang tertuang dalam karya kedua tokoh tersebut meliputi hal-hal berikut: 1) metode kritik hadis menurut Ibn Abi Hatim (w.327), 2) metode kritik hadis menurut Ibn Hajar al-‘Asqalani, dan 3) persamaan dan perbedaan metode kritik menurut Ibn Abi Hatim dan Ibn Hajar al-‘Asqalani. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data diperoleh melalui penelitian kepustakaan (Library research) yang ditelaah dan dianalisis dengan menggunakan metode komparatif. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa keduanya memiliki beberapa persamaan dan perbedaan mulai cara mendapatkan data-data, langkah-langkah yang ditempuh, istilah-istilah atau lafal-lafal, kategori peringkat lafal-lafal jarh dan ta’dil, dan metode penyajian masing-masing kitab. Keseluruhan itu merupakan metode kritik hadis mereka. Karena demikian, maka seyogyanya para pengkaji hadis mengetahuinya sehingga tidak salah dalam memahami dan menempatkan istilah-istilah masing-masing ulama. diharapkan tesis ini bisa ditindaklanjuti sehingga bisa mencerahkan pemahaman dan praktik keagamaan umat Islam