ANALISIS POLA KONSUMSI IKAN DI KOTA BENGKULU

Wilayah perairan Indonesia yang luas memiliki potensi kekayaan alam berupa sumberdaya perairan yang bernilai ekonomis tinggi. Sumberdaya perairan yang dapat dimanfaatkan berasal dari hasil perikanan laut maupun perikanan air tawar. Konsumsi ikan di Provinsi Bengkulu masih tergolong rendah yaitu 32 kg perkapita pertahun pada tahun 2013, angka ini masih di bawah angka konsumsi nasional yang mencapai 38 kg perkapita pertahun. Namun demikian, konsumsi ikan di Kota Bengkulu semakin meningkat dalam 3 tahun terakhir yang hanya 28 kg perkapita pertahun pada tahun 2010 atau meningkat sebesar 12,5 %. Peningkatan jumlah konsumsi ikan menunjukan bahwa masyarakat mulai sadar akan pentingnya menkonsumsi ikan. Rumah tangga salah satu konsumen terbesar di dalam perekonomian di kota Bengkulu. Konsumsi rumah tangga mencapai 16.311.376.000 rupiah pada PDRB tahun 2013 dari total 27.388.246.000 rupiah. Sumbangan konsumsi rumah tangga mencapai 59,56 %, angka ini menunjukan bahwa sumbangan terbesar perekonomian di kota Bengkulu di dominasi oleh pengeluaran rumah tangga. Untuk konsumsi pangan konsumsi rumah tangga mencapai 10.358.598.000 rupiah 63,5 % dari total konsumsi rumah tangga dan konsumsi non pangan mencapai 2.952.778.000 rupiah 18,1 %. Konsumsi makanan merupakan pengeluaran terbesar di dalam konsumsi rumah tangga. Setiap hari rumah tangga harus mengeluarkan biaya untuk memenuhi kebutuhan harian, terutama kebutuhan gizi dan protein. Pemilihan menu makanan dalam keluarga merupakan pertimbangan yang penting dalam pemenuhan kebutuhan gizi dan protein. Ikan menjadi pilihan yang tepat untuk menjadi konsumsi harian rumah tangga. Ikan menyumbang protein terbesar dalam konsumsi rumah tangga diantara sumber protein hewani lainnya yaitu 57,2 %, daging 19,6%, telur dan susu 23,2 %. Di Kota Bengkulu sendiri ikan dengan mudah didapatkan baik ikan air tawar maupun ikan air laut. Harga ikan juga tergolong terjangkau oleh masyarakat kota Bengkulu. Adapun ikan yang sering di konsumsi masyarakat kota Bengkulu yaitu antara lain ikan Mujair (Oreochromis niloticus), Belanak (Valamugil seheli), Sarden (Scomber japonicas), Gabus (Channa striata), Kakap Merah (Lutjanus campechanus), Kakap Putih (Lates calcalifer), Lele (Clarias spp), Ikan Mas (Cyprinus carpio), Tongkol (Euthynnus affinis), Tenggiri (Scomberomorus commerson), Teri (Stolephorus sp), dll Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola konsumsi ikan di Kota Bengkulu serta menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi ikan di Kota Bengkulu. Penelitian ini dilakukan mulai dari tanggal 13 Oktober 2015 sampai 17 Mei 2016. Metode yang digunakan untuk mengetahui pola konsumsi ikan digunakan metode deskriptif, untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi ikan digunakan metode regresi linier berganda dengan Ordinary Least Square (OLS). Berdasarkan hasil penelitian, pola konsumsi ikan di Kota Bengkulu dipengaruhi oleh pendidikan dan pendapatan rumah tangga, dimana semakin tinggi pendidikan dan pendapatan rumah tangga maka semakin tinggi jumlah konsumsi ikan dan kualitas ikan yang dikonsumsi, rata-rata rumah tangga kota Bengkulu mengkonsumsi ikan sebanyak 15,006 kg/bulan dengan jumlah konsumsi ikan laut lebih tinggi dibandingkan jumlah konsumsi ikan air tawar yaitu 62,81% berbanding 37,19% dan proporsi pengeluaran untuk konsumsi ikan sebesar 16%. Variabel jumlah anggota keluarga, harga ikan Nila dan harga barang subtitusi (daging ayam) berpengaruh nyata terhadap tingkat konsumsi ikan nila, sedangkan variabel umur, pendidikan dan pendapatan rumah tangga tidak berpengaruh nyata terhadap tingkat konsumsi ikan nila di Kota Bengkulu. Variabel harga ikan dencis dan harga barang subtitusi (daging ayam) berpengaruh nyata terhadap konsumsi ikan Dencis, sedangkan variabel umur, pendidikan, jumlah anggota keluarga dan pendapatan tidak berpengaruh nyata terhadap tingkat konsumsi ikan dencis di Kota Bengkul