DETEKSI FITOPLANKTON BERPOTENSI BERBAHAYA (HABs) DI PERAIRAN PESISIR LAUT KOTA MAKASSAR

Fitoplankton dapat mengalami pertumbuhan yang cepat dan berpotensi \ud merugikan jika ditunjang nutrien yang tinggi dalam suatu perairan. Penelitian ini\ud bertujuan untuk mendeteksi dan mengetahui kelimpahan fitoplankton yang berpotensi\ud berbahaya (HABs), serta mengetahui faktor yang mempengaruhi HABs di perairan\ud pesisir laut kota Makassar. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan\ud informasi agar bisa dilakukan pencegahan terjadinya HABs di perairan pesisir kota\ud Makassar. Pengambilan sampel fitoplankton dilakukan pada bulan Maret 2017 di 3\ud stasiun (Pantai Losasri, POPSA, dan Pulau Lae-Lae) dengan pengambilan sampel\ud menggunakan plankton net (nomor 25). Hasil penelitian ini terdeteksi 7 genus\ud fitoplankton yang berpotensi berbahaya (HABs) dari kelas Dinophyceae yaitu\ud Protoperidinium (67-314 sel/L), Gymnodinium (19-59 sel/L), Ceratium (28-216 sel/L),\ud Prorocentrum (10-39 sel/L), Gyrodinium (10 sel/L), Gonyaulax (10-29 sel/L), dan\ud Dinophysis (10-29 sel/L). Namun, genus yang ditemukan selalu muncul pada setiap\ud stasiun yaitu Protoperidinium, Gymnodinium, Ceratium, dan Gonyaulax. Proporsi\ud kelimpahan fitoplankton HABs ditemukan sebanyak 41%. Sedangkan non HABs\ud masih tinggi yaitu sebanyak 59% Berdasarkan hasil analisisi korelasi didapatkan\ud bahwa parameter yang memiliki hubungan kuat dan mempengaruhi kelimpahan\ud fitoplankton (HABs dan Non-HABs) adalah suhu (p<0,05) dengan kekuatan hubungan\ud yang sangat kuat (76,6%) dan positif. Parameter yang lain seperti pH, salinitas,\ud oksigen, nitrat dan fosfat cenderung tidak memperlihatkan hubungan yang nyata\ud (p>0,05)