IMPLEMENTASI DOKTRIN PERSAMAAN PADA SENGKETA MEREK

ABSTRAK IMPLEMENTASI DOKTRIN PERSAMAAN PADA SENGKETA MEREK Negara Republik Indonesia adalah negara hukum, nilai ekonomi sebuah Hak Milik Intelektual tidak jarang melesat jauh meninggalkan asset fisiknya, bahkan kadang dapat terjadi pada Hak Milik (Pemegang) Merek. “Merek adalah suatu tanda, yang dapat berupa : gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, warna-warna, kombinasi warna, atau kombinasi dari diatas. Untuk membedakan barang satu dan lainnya yang sejenis dan satu kelas barang. Tentang pelanggaran Merek, akan ditolak pendaftaran merek bila menampakkan ada persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya, dengan merek asing telah terdaftar pada pokoknya atau keseluruhannya dengan merek yang telah terdaftar pada saat permintaan pendaftaran, untuk barang sejenis dan atau jasa sejenis dalam satu kelas barang dan jasa. Ditegaskan karena pendaftaranlah tercipta hak atas merek. Hak ini adalah suatu hak yang eksklusif, artinya orang lain tidak dapat memakai merek yang sama itu untuk jenis barang yang serupa. Penelitian Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor : 815 K/PDT.SUS/2012 antara Penggugat Avitex melawan Tergugat Envitex Daftar Nomor IDM000120630 didaftarkan dengan itikad baik, dan menolak gugatan Termohon Kasasi/semula Penggugat untuk keseluruhannya. Pada sengketa Merek, permintaan ganti rugi, gugatannya dikategorikan sebagai peristiwa perbuatan melawan hukum (onrechtmatige daad), (vide Pasal 1365 KUHPerdata). Tetapi jika pelanggaran itu menyangkut perjanjian lisensi, dimana para pihak dalam perjanjian itu baik seluruhnya atau sebagian, maka gugatannya dapat dikategorikan sebagai gugatan dalam peristiwa wanprestasi (vide Pasal 1234 KUHPerdata) Di era perdagangan global, telah sejalan dengan konvensi-konvensi internasional yang telah diratifikasi Republik Indonesia, peranan Merek menjadi sangat penting, terutama dalam menjaga persaingan usaha yang sehat. Kata kunci : merek, doktrin persamaan pada pokoknya dan persamaan pada keseluruhannya, fungsi merek