Potret kehidupan masyarakat nelayan di Dusun Pucu'an Kelurahan Gebang Kecamatan Sidoarjo Kabupaten Sidoarjo

Kehidupan masyarakat nelayan di Dusun Pucu’an dapat dilihat dari beberapa aspek kehidupan, diantaranya kehidupan sosial, ekonomi, pendidikan, kesehatan dan agama. Peneliti membatasi rumusan masalah yang hendak dikaji dalam skripsi ini yaitu: Bagaimana potret kehidupan masyarakat nelayan di Dusun Pucu’an Kelurahan Gebang Kecamatan Sidoarjo Kabupaten Sidoarjo?. Metode yang digunakan oleh peneliti adalah kualitatif deskriptif, dengan teknik pengumpulan data observasi, wawancara dan dokumentasi. Metode ini dipilih agar diperoleh data penelitian yang bersifat mendalam dan menyeluruh mengenai potret kehidupan masyarakat nelayan di Dusun Pucu’an Kelurahan Gebang Kecamatan Sidoarjo Kabupaten Sidoarjo. Teori yang digunakan dalam menganalisis data yang diperoleh adalah teori fenomenologi Alfred Schutz.Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: 1) Aspek kehidupan sosial, masyarakat nelayan di Dusun Pucu’an tergolong masyarakat pedesaan yang memiliki solidaritas tinggi dan masih melestarikan budaya gotong royong, baik di kehidupan sehari-hari maupun dalam hal pekerjaan. 2) Aspek kehidupan pendidikan, meskipun mayoritas masyarakat dengan pendidikan rendah, masyarakat di Dusun Pucu’an begitu bersemangat dalam bekerja terutama sebagai nelayan. Sehingga tidak jarang dari mereka rela meninggalkan pendidikannya untuk bekerja demi memenuhi kebutuhan hidup mereka. 3) Aspek kehidupan ekonomi masyarakat Dusun Pucu’an ini tergolong kelas menengah ke bawah dimana penghasilan yang didapat tidaklah menentu dengan mengandalkan kekayaan atau hasil laut dan tambak serta saat bekerja mengandalkan pasang surut air laut. 4) Aspek kehidupan kesehatan, masyarakat di Dusun Pucu’an tidak menderita penyakit yang serius hanya saja fasilitas kesehatan yang kurang memadai namun masih ada perhatian dari pemerintah setempat dalam bentuk kartu kesehatan maupun pengobatan masal. 5) Aspek kehidupan agama, tingkat religiusitas dalam beragama tergolong sedang-sedang saja karena mereka masih menjalankan ritual-ritual keagamaan dengan baik dan kegiatan penyimpangan sosial pun sudah mulai berkurang