Hubungan antara perceived self-efficacy dengan ketekunan remaja dalam menyelesikan masalah

Kesenjangan antara kecepatan pertumbuhan fisik remaja dengan kecepatan perkembangan mentalnya, serta adanya penekanan terhadap hasil akhir daripada proses untuk mencapai hasil tersebut, membuat lingkungan sosial seringkali kurang memberikan kesempatan kepada para remaja untuk menemukan, melatih, dan menggunakan sarana­ sarana internal maupun eksternal untuk mencapai hasil tertentu. Banyak remaja yang menjadi mudah putus asa dan merasa tidak mampu menghadapi berbagai masalah, terutama kesulitan dalam bidang akademik. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan hubungan antara perceived self-efficacy (PSE) dengan ketekunan remaja dalam menyelesaikan masalah, di dalam kondisi yang memberikan kesempatan kepada para remaja untuk mengalami mastery experience. Masalah diberikan dalam bentuk puzzles, dan ketekunan diukur dari frekuensi kesediaan subjek untuk mencoba menyelesaikan puzzles setiap satu menit. PSE diukur dengan angket. Subjek (N = 90) adalah para remaja kelas II SMP yang mampu menyelesaikan l puzzles dalam waktu 20 menit. Hasil penelitian menunjukkan ada korelasi yang positif dan signifikan antara PSE dengan ketekunan remaja menyelesaikan masalah [r = 0,942; p (0,000) < 0,01]. Analisis terhadap data-data tambahan mengenai kehidupan akademik subjek, juga menghasilkan korelasi yang positif dan signifikan antara PAE (perceived academic efficacy) dengan PAS (persistence in academic setting) [r = 0,548,p (0,000) < 0,01]. Selain itu, hanya PAS yang mempunyai korelasi positif dan signifikan dengan penilaian subjek terhadap tingkat prestasi akademiknya [r = 0,332; p {0,01) < 0,05], sedangkan PAE tidak mempunyai korelasi yang signifikan dengan penilaian subjek terhadap tingkat prestasi akademiknya [r = 0,115, denganp (0,279) > 0,05]. Implikasi hasil penelitian terhadap kehidupan remaja, dibahas pada bab terakhir