Pengembangan Perangkat Pembelajaran Trigonometri dengan Model Learning Cycle 7E Berorientasi pada Prestasi Belajar, Kemampuan Pemecahan Masalah, dan Rasa Ingin Tahu Siswa Kelas X SMA.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menghasilkan perangkat pembelajaran trigonometri dengan model learning cycle 7e berdasarkan aspek kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan ditinjau dari prestasi belajar, kemampuan pemecahan masalah dan rasa ingin tahu siswa kelas X SMA. Pembelajaran dengan model learning cycle 7e terdiri dari tujuh tahapan yaitu elicit, engage, explore, explain, elaborate, evaluate, dan extend. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan terdiri dari RPP dan LKS. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan. Model pengembangan yang digunakan adalah model ADDIE (Analyze, Design, Develop, Implement, dan Evaluate). Subjek penelitian adalah siswa kelas X IPS 1 MAN 3 Sleman. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah lembar validasi, lembar penilaian guru, lembar penilaian siswa, lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran, soal prestasi belajar, soal kemampuan pemecahan masalah, dan angket rasa ingin tahu. Perangkat pembelajaran dikatakan efektif jika persentase siswa yang memenuhi ketuntasan secara klasikal pada tes prestasi belajar dan tes kemampuan pemecahan masalah minimal mencapai 75%, dan jika persentase hasil angket rasa ingin tahu siswa memenuhi kategori tinggi minimal 75%. Hasil validasi menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran yang dikembangkan memenuhi kriteria sangat valid. Hasil uji coba pembelajaran menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran yang dikembangkan memenuhi kriteria sangat praktis. Hasil ini diperoleh dari penilaian guru yang menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran yang dikembangkan memenuhi kriteria sangat praktis, sedangkan hasil penilaian siswa menunjukkan perangkat pembelajaran memenuhi kriteria praktis. Evaluasi hasil belajar siswa menunjukkan perangkat pembelajaran memenuhi kriteria efektif berdasarkan hasil tes prestasi belajar, tes kemampuan pemecahan masalah, dan angket rasa ingin tahu siswa. Berdasarkan uji hipotesis dengan taraf signifikansi 5%, diperoleh proporsi siswa yang telah mencapai KKM lebih dari 74,99% untuk hasil tes prestasi belajar. Kemudian hasil tes kemampuan pemecahan masalah dan hasil angket rasa ingin tahu menunjukkan proporsi siswa yang telah mencapai minimal pada kategori tinggi lebih dari 74,99%. Dengan demikian perangkat pembelajaran yang dikembangkan peneliti memenuhi kriteria valid, praktis, dan efektif