KONSEP ASBAB AL NUZUL MENURUT NASR HAMID ABU ZAYD

Dalam wacana 'Ulum Al-Qur'an, ilmu asbib al-nwiil mcrupakan satu disiplin ilmu yang tergolong dalam katagori ilmu-ilmu pokok. Tcsis ini dibangun atas dasar fungsi dan manfaat ilmu ini, yakni menunjukkan dan menyingkapkan hubungan dan dialektika antara teks dengan realitas. Selain itu jarak antara aiQur'an diturunkan dengan masa sekarang sangat panjang, sementara kebutuhan reinterpretasi atas teks-teks suci al-Qur'an sebagai hudan dan pcdoman hidup kaum muslimin adalah satu keniscayaan. Berpijak pada asumsi di atas, mustahil scscorang akan dapat mcncapai sat u penafsiran yang "ideal" tanpa memahami konteks sosial-historis saat al-Qur'an diturunkan. Ilmu tentang hal itu dibahas dalam disiplin ilmu asbib al-nuziil. penafian terhadap disiplin ilmu ini dalam usaha memahami dan menafsirkan al-Qur'an dipastikan akan membawa pada basil pcnafsiran yang fatal dan menyesatkan. Meskipun sccara teoretis para ulama 'Uiiim ai-Qur'in scpakat akan pcntingnya ilmu ini, tetapi dalam praktiknya, mereka tidak mengunakan disiplin ilmu ini secara optimal. Terbukti mayoritas dari mereka Iebih memilih kaidah "af-lbrah bi- 'umiim al-laq libikhuuh al-sabab" dari pada kaidah yang sebaliknya. Nar IJamid Abu Zayd dengan pendekatan linguistic, semantic dan herrneneutknya tampil berbeda. Gagasannya sangat kontroversial dengan keyakinan yang dipegang oleh mayoritas kaum muslimin. Baginya nas al-Quran mcrupakan cult ural product, al-mumtij al-saqafi atau produk pcradaban. Pada tahun 1993 Na~r I:Jamid Abu Zayd meluncurkan sebuah buku yang bcrjudul Malhiim ai-Na :Dirisah fi 'Uiiim ai-Qur'in. Dalam buku ini, Ia melakukan pembacaan ulang terhadap berbagai persoalan mengenai konstru~si tcma-tema 'Uiiim ai-Qur'an, termasuk di dalamnya kajian asbib al-nuziil. Menurutnya proses penurunan al-Qur'an tidak dapat. dilepaskan dari asbib al-nuziil dan keikutsertaan situasi masyarakat Arab saat itu. Dari premis ini, ada pcmyataan yang bercet.ak biru (blue print) yakni bahwa na:;~ al-Qur'an itu diwahyukan mengikuti kondisi dan situasi tertentu, atau dengan bahasa lain mcnyertakan andil makhluk-yaitu Rasulullah dan para sahabatnya-dalam mencnt ukan subtansi scbuah na. Tesis ini sangat "memerahkan tclinga" mayoritas ulama 'Uiiim ai-Qur'in. Karcna selama ini mercka meyakini bahwa apa pun yang berkaitan dengan al-Qur'an semuanya harus diyakini apa adanya karena ia berada di luar jangkauan akal. Atas pemahaman seperti itulah, mcreka membuat rambu-rambu yang ketat terhadap segala upaya pcmaknahan dan pcnafsiran al-Qur'an. Ini berbeda dengan apa yang digagas oleh Na~r Hamid Abu Zayd. Dalam tulisan ini, penyusun mengkaji dan mengeksplorasi gagasan kontrovcrsial tcrscbut. Penelitian tentang konscp asbib al-nuzii!Nur JIamid Abu Zayd ini dipilih karcna diakui atau tidak, baik sccara metodologis ataupun konscpt ual, konstruksi asbih al-nuziil ulama klasik sangat bcrbeda dengan basil konstruksi yang dilakukan olch Nar Iamid Abu Zayd