HADIS TENTANG PUASA 'ASYURA: TELAAH ATAS KRITIK HISTORIS JALALUDDIN RAKHMAT

Untuk memperoleh pemaharnan hadis yang bisa diyakini otentisitas dan validitasnya, diperlukan penelitian terhadap suatu riwayat tidak saja rnelalui jalur sanad, tetapi juga kandungan matannya, harus dipaharni dengan seksarna. Jalaluddin Rakhrnat yang rnerupakan sosok intelektual Islam saat ini, menawarkan metode kritik historis untuk rnenguji validitas internal riwayat, dengan rneneliti inkonsistensi di dalamnya. Hal yang poerlu diperhatikan adalah mengetahui latar belakang politis dari rijal hadis dan situasi politik yang melatarbelakangi munculnya hadis tersebut. Historiografi Islam dapat rnernbantu dalam menganalisis hadis secara kritis. Adapun riwayat yang menjadi obyek kajiannya hanyalah riwayat yang secara faktual, kualitas sanadnya diakui memiliki tingkat validitas yang tinggi. Salah satunya adalah hadis tentang puasa 'Asyura yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas yang terdapat dalam Sahih Bukhari . Dengan metode kritik historis terhadap hadis tersebut, Jalaluddin Rakhmat menyatakan bahwa validitas hadis itu diragukan. Ia mengernukakan beberapa kejanggalan dari hadis tersebut dan bahkan ia menyimpulkan bahwa hadis tersebut sekedar rekayasa politik Bani Umayyah. Secara tidak langsung pernyataannya ini akan menimbulkan keragu-raguan bagi sebagian umat muslim yang menjalankan ibadah puasa ini. Karenanya, penulis merasa bahwa mengetahui secara mendalam tentang pemikiran Jalaluddin Rakhmat, terutama kritik historisnya terhadap hadis tentang puasa Asyura ini menjadi sangat penting. Disamping itu karena Sahih Bukhari yang didalamnya terdapat riwayat yang diragukan_ oleh Jalaluddin Rakhmat tersebut merupakan kitab yang diangggap paling sahih diantara kitab-kitab sahih lainnya. Karena itu, skripsi ini secara khusus akan mengungkap tentang kritik historis Jalaluddin Rakhmat terhadap hadis tentang puasa Asyura tersebut. Dalam hal ini penulis akan mencoba menelusuri sejarah dengan mengetahui sejauh mana kontlik politis dan konflik madzhab yang melatarbelakangi munculnya hadis tersebut