PRAKTEK JUAL BELI BENSIN ECERAN DI DESA BANYURADEN GAMPING SLEMAN YOGYAKARTA (STUDI DARI PERSPEKTIF SOSIOLOGI HUKUM ISLAM)

Jual beli merupakan salah satu bentuk ibadah dalam rangka mencari rizki untuk memenuhi kebutuhan hidup yang tidak terlepas dari hubungan sosial. Tetapi jual beli yang sesuai dengan syari'at Islam adalah jual beli yang tidak mengandung unsur penipuan, kekerasan, kesamaran dan riba, juga hal lain yang dapat mengakibatkan kerugian dan penyesalan pada pihak lain. Dalam prakteknya hams dikerjakan secara konsekuen agar tidak terjadi saling merugikan serta mendatangkan kemaslahatan, me'lghindari kemudharatan dan tipu daya. Seperti halnya dalam pengamatan yang dilakukan oleh penyusun terhadap praktek jual beli bensin eceran pada sejumlah penjual di desa Banyuraden, kecamatan Gamping, kabupaten Steman, Yogyakarta dimana dalam pelaksanaan jt!al beli bensin eceran terdapat unsur penipuan khususnya dari pihak penjual • dimana bensin yang dijual tersebut tidak memenuhi takaran yang seharusnya. Biasanya pengurangan tersebut dilakukan secara sengaja oleh penjual dengan alasan untuk memperoleh keuntungan yang lebih dengan harga yang sama dcngan harga pasar. Hal tersebut merupakan tindakan penipuan dan kecurangan. Berdasarkan deskripsi di atas dapat dikatakan sebagai suatu fenomena yang menarik sekali untuk dikaji, karena dengan adanya hal tersebut memberikan peluang kepada penyusun untuk menelitinya lebih Ian.jut dari segi praktik peiaksanaan dan dari akad jual-beli yang digunakan pada sejumlah pedagang eceran yang terkait, yang mana dalam hal ini yang dijadikan sebagai sample penelitian.nya adalah 3 pedagang eceran di desa Banyuraden, kecamatan Gamping, kabupaten Sleman, D.I. Yogyakarta. Adapun jenis penelitian ini adalah lapangan, kemudian pendekatan yang digtmakan ada lah pendekatan sosiologis dengan tujuan untuk mendekati masalah­ masalah yang ada dengan cara melihat keadaan masyarakat yang melakukan jual beli, dan untuk melengkapi data-data yang ada, penyusun melakukan observasi dan wawancara baik dengan penjual maupun pembeli sebagai subyek jual beli, di samping itu juga dengan menggunakan dokumentasi supaya penelitian lebih bersifat terarah. Dari hasil data-data yang terkurnpul, penelitian ini berakhir pada kesimpulan, tahwa praktek pelaksanaan jual beli bensin eceran tersebut telah memenuhi mkun jual beli. Namun dalam praktek jual beli tersebut terdapat unsur gharar I penipuan ditinjau dari segi obyek dan akadnya. Adanya pengurangan takaran yang sengaja dilakukan oleh penjual yang dalam hal ini merupakan bentuk tindakhll penipuan yang dilakukan oleh penjual. Ketidakjelasan lafadz ijab kabul menyebabkan ketidaksingkronan pemaknaan antara penjual dan pembeli. Tingkat pengamalan hukurn Islam oleh masyarakat di desa Banyuraden dalam bidang muamalat khususnya jual beli masih kurang dibandingkan orientasi dalam umsan ibadah. Tingkat pemahaman dan kesadaran dalam mengamalkan syari'ah Islam yang reudah warga masyarakat menjadi faktor penting yang menyebabkan terjadinya penyimpangan pelaksanaan aturan-aturan hiikurn Islam dalam bermuamalat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengaruh hukum Islam terhadap masyarakat di desa Banyuraden lebih berorientasi pada permasalahan ibadah dibandingkan dengan urusan muamalat