TAHFIZUL QUR'AN DAN METODENYA DI PONDOK PESANTREN AL-MUNAWWIR KOMPLEK Q KRAPYAK YOGYAKARTA

Al-Qur'an diyakini sebagai Kalam ilahi (Verbum Dei) yang telah disampaikan secara oral oleh Jibril, yang menjelma sebagai visual-kepada nabi, sejak semula berdasarkan historitisnya diturunkan secara tulaqqi dan secara hafalan (hifz) kepada imam para Hafiz al-Qur'an (Rasulallah) sehingga eksistensinya tetap terjaga sampai masa yang akan datang. Dengan demikian, sejumlah penghafal al-Qur'an Qurra " pembaca" atau hamalatul Qur'an "pengemban" atau "pembaca" (tradisi) al-Qur'an disebut sebagai hafiz (jamak:huffaz) "penghafal", jelas merupakan fenomena yang sangat realistik bukan hanya sebuah artikulasi tanggung jawab seorang Muslim untuk mempelajari dan memahami al-Qur'an, tetapi juga upaya untuk menjaga kemurnian al-Qur'an dengan menjaga dan menyimpan dalam hati yakni dengan hafalan (hifz). Sebagaimana telah dijelaskan dalam al-Qur'an, bahwa pernyataan yang tersimpan di dalamnya tersebut bersifat aplikatif jaminan pemeliharaan terhadap kemumian al-Qur'an namun tugas operasionalnya secara riil dilakukan oleh umatnya, sehingga akan tercapailah urgensi yang diharapkan serta realisasi terhadap konteks kehidupan masa kini dan yang akan datang, sehingga para penghafal al-Qur'an (hamalatul Qur'an) perlu menciptakan mekanisme guna memelihara hafalannya, sebagaimana yang telah terealisir di Pondok Pesantren Tahfiz al-Munawwir Komplek Q tersebut dengan menerapkan mekanisme yang seefektif mungkin, secara sistematis dengan pijakan teoritis metodologi yang komprehensif. Al-Qur'an sendiri memberikan rangsangan senada kepada pembacaan dan penghafalannya,permulaan wahyu yang disampaikan kepada nabi adalah berupa perintah untuk membaca :(96:1-5) dalam (75:18), nabi diperintahkan mengikuti perintah pembacaan al-Qur'an, dalam (17:106), dijelaskan bahwa pewahyuan gradual al-Qur'an · dimaksudkan agar nabi dapat membacakannya kepada manusia secara bertahap, menurut willingness (kemampuan) penerimaan mereka, diperintahkan pula untuk membaca bagian-bagian yang termudah dalam al-Qur'an ke dalam salat (73:20), perintah ini secara jelas memotivasi kaum muslimin untuk menghafal al-Qur'an. Adapun dalam penelitian ini penulis mengkaji metodologi diterapkan di Pondok Pesantren al-Munawwir Komplek Q Krapyak merupakan komplek yang bersifat representatif dengan pelaksanaan yang sangat efektif dan efisien serta memiliki metode yang berkualitas, dengan metode tahfiz yang meliputi, bin nazri, musafahah, dan bil hizfi juz 'Amma dan metode takrir meliputi, musafahah Jam'u al-musafahah serta lstima'i yang diklasifikasikan berdasarkan klasikal (mustawa) terlabana dengan kontinuitas yang tinggi disela-sda kesibukan perkuliahan dan keseharian lainnya,yang dikaji dengan dalih supaya diketahui kondisi living qur'an masa sekarang dan akan datang serta upaya penjagaannya yang senantiasa disertai dua faktor penunjang yakni faktor pendukung dan penghambat dalam menghafal al-Qur'an.Penelitian ini bersifat lapangan murni dengan metode penelitian kualitatif, bersifat deskriptif analitik yang ditempuh melalui pengumpulan data kemudian menganalisa dengan pendekatan fenomenologis dengan memahami permasalahan pada nantinya akan diketahui kondisi living qur'annya