TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL-BELI HANDPHONE BEKAS (STUDI PADA SEJUMLAH COUNTER HANDPHONE DI JL. GEJAYAN YOGYAKARTA)

Seiring dengan perubahan zaman dari hari ke hari dan waktu ke waktu, praktek muamalah juga ikut mengalami perubahan yang kian pesat sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan masyarakat kini, salah satunya yang bisa dirasakan ialah maraknya jual-beli HandPhone bekas. HandPhone bekas merupakan handphone yang sangat diminati di kalangan masyarakat saat ini, karena berdasarkan dari faktor harganya yang cukup terjangkau, sehingga dengan demikian kehadirannya dianggap dapat membantu serta memudahkan mereka dalam mengatasi masalah yang berhubungan dengan komunikasi baik lokal maupun bertarap internasional. Akan tetapi walaupun demikian, ternyata ada sebagian dari masyarakat ataupun para konsumen yang mengeiuh dan merasa tertipu setelah memilikinya, karena menurut mereka HP bekas yang disediakan di tiap counter belum tentu semua kualitasnya bagus dan memuaskan, dan berdasarkan pengalaman salah satu korban (yang tidak perlu disebutkan identitasnya) mengungkapkan bahwa HP bekas yang baru ia beli setelah beberapa hari ternyata telah mengalami kerusakan yang cukup fatal, dan ketika pihak counter hendak dimintai pertanggung jawaban atas masalah tersebut tidak menghiraukannya artinya tidak mau peduli karena sesuai dengan garansi yang masih berlaku pihak counter hanya menanggung dari biaya servisnya saja akan tetapi diluar itu (apabila harus mengganti perangkat yang lain), atau disebabkan atas kerusakan lainnya merupakan tanggung jawab si pembeli sepenuhnya, dan hal ini tidak diketahui oleh si pembeli tadi (korban penipuan) karena menganggap pihak counter tidak menjelaskan diawal transaksi berlangsung, sehingga menimbulkan kesalahpahaman diantara mereka. Berdasarkan deskripsi di atas dapat dikatakan sebagai suatu fenomena yang menarik sekali untuk dikaji, karena dengan adanya hal tersebut memberikan peluang kepada penyusun untuk menelitinya lebih lanjut dari segi praktik pelaksanaan dan dari akad jual-beli yang digunakan pada sejumlah counter yang terkait, yang mana dalam hal ini yang dijadikan sebagai sample penelitiannya adalah 4 buah counter di sekitar Jl. Gejayan Yogyakarta. Adapun jenis penelitian ini adalah lapangan, kemudian pendekatan yang digunakan bersifat normatif, dan untuk melengkapi data-data yang ada penyusun membagikan kuesioner untuk 10 orang dari masing-masing 4 counter tersebut, di samping itu juga dengan menggunakan tekhnik wawancara, observasi dan dokumentasi supaya penelitian lebih bersifat terarah. Dari hasil data-data yang terkumpul, penelitian ini berakhir pada kesimpulan, bahwa praktik pelaksanaan serta akad yang digunakan dapat dikatakan sah, karena dianggap telah memenuhi syarat-syarat ketentuan yang ditetapkan oleh syara\ walaupun terkadang ditemukan beberapa hal yang masih kurang sesuai dengan yang diharapkan para konsumen dalam pembelian HP bekas, akan tetapi hal tersebut dapat diselesaikan secara damai dan kekeluargaan, sehingga mencapai suatu kesepakatan dan menimbulkan kerelaan antara kedua belah pihak yang bersangkutan